TAKBEEERRRR!
Di Afganistan, ISIS membom masjid. Mereka memerangi Taliban. Sebanyak 46 jemaah tewas. Kita tidak tahu, saat melakukan aksi itu, apa mereka berteriak takbir?
Taliban juga sama. Dulu ketika berkuasa pertama mereka membunuhi penganut Islam Syiah di Afganistan. Ratusan ribu orang tewas. Kita tidak tahu, apakah saat melakukan aksinya mereka berteriak takbir?
Di Libya, atas gesekan Hizbut Tahrir gerombolan pengasong agama menjatuhkan Khadafi. Libya terlibat konflik besar. Semuanya berusaha saling membunuh.
Kita tidak tahu, masyarakat negara berpenduduk muslim itu apakah sempat meneriakkan takbir saat memenggal kepala tetangganya?
Di Afrika, Boko Haram, Alsahab, dan kelompok sejenis juga banyak membunuhi rakyat. Sebagian besar yang terbunuh muslim juga.
Mereka juga meneriakkan takbir saat melakukan aksinya.
Di Indonesia, pendemo mencaci Jokowi. Presiden muslim dari negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Saat mencaci itu, mereka juga membarengi dengan berteriak takbir.
Di Bogor, Bahar Smith memukuli bocah kecil. Hidung sang bocah patah. Di sekeliling arena pertarungan ada puluhan pengikut Bahar yang nonton pertarungan berdarah itu. Sambil berjaga, kalau-kalau si bocah melawan.
Penonton di Bogor mungkin berteriak takbir ketika tinju Bahar memecah bibir si bocah itu.
Takbir sebagai seruan kebesaran Tuhan telah diringkus menjadi pekik menakutkan. Mereka yang haus darah dan penuh kebencian telah merampas makna syahdu dari takbir.
Ketika dulu Ahok sempat melarang takbir keliling karena membahayakan di jalan, mereka marah. Sebab bagi mereka takbir harus berdekatan dengan gemuruh. Harus dilengkingkan dengan keras dan mengusik.
Takbir diubah dari memuji kebesaran Tuhan menjadi pengantar kerusakan.
Orang-orang meminjam nama Tuhan untuk berlaku biadab. Memekikkan takbir untuk saling menyakiti.
Bahkan iblispun, saat berbuat kerusakan, tidak ada yang berani melakukannya sambil bertakbir.
https://www.facebook.com/100065277381666/posts/237120898473821/
0 Comments:
Posting Komentar