Anies dan Jokowi menjadi gacoan para kandidat calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk menarik simpati pemilih. Koalisi 14 partai pengusul RK-Suswono masih belum mampu mengalahkan elektabilitas Pramono-Rano.
Foto: Anies Baswedan dan Joko Widodo
Sabtu, 23 November 2024
Limpahan elektabilitas dari Anies Baswedan diburu. Pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta Pramono Anung-Rano Karno berhasil menggamitnya. Langkah itu dianggap realistis oleh loyalis Anies Baswedan, Geisz Chalifah. Ia juga menjelaskan soal perang lama yang belum selesai.
"Karena RK (Ridwan Kamil) adalah bagian dari operasi penjegalan Anies. Yang menjadikan Ridwan Kamil maju di Jakarta ya Jokowi. Kalau bukan Jokowi, Ridwan Kamil tidak bisa maju. Tanpa Jokowi, Anies tidak bisa dibatalkan," kata Geisz kepada detikX ketika ditemui di kediamannya di Jakarta Pusat.
Citra melekatkan diri terhadap Anies dianggap bukan hanya bisa mendulang ceruk pemilih yang kerap disebut 'anak abah', bahkan pemilih yang beririsan dengan PKS. Pendekatan paslon nomor urut 3 di DKI Jakarta ini ke Anies bermula dari dua kali pertemuan Rano Karno dengan Geisz Chalifah pada 7 Oktober dan 27 Oktober 2024. Geisz mengajak Rano mengecek proyek pembangunan masjid apung dan museum Rasulullah yang digagas Anies Baswedan.
Kala itu ada dialog program-program Anies yang hendak dititipkan untuk dilanjutkan, tapi Geisz belum memberikan jawaban pasti apakah Anies setuju bakal mendukung Pramono-Rano.
Gayung bersambut, pada 15 dan 20 November 2024, terlihat Pramono bertandang ke kediaman Anies di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Anies dan Pramono berfoto dengan berpose salam tiga jari, tanda ia telah bersepakat mendukungnya.
Eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menghadiri kampanye Pramono Anung-Rano Karno di Blok S, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2024).
Foto: Grandyos Zafna/detikcom
Di sisi lain, sebelumnya, Anies bertemu dengan PKS. Geisz menuturkan Ahmad Syaikhu menemui Anies untuk meminta dukungan paslon yang diusung PKS di DKI Jakarta dan Jabar. Namun Anies hanya merestui dukungan untuk Jawa Barat.
"Secara komitmen, Anies melihat bahwa program-programnya Mas Pram itu lebih substansial dalam konteks kepada masyarakat bawah, bukan gimik. Kalau dari Ridwan Kamil, kan banyak gimiknya, mobil curhatlah lalu Disney yang di Pulau Seribu-lah," Geisz menyebut alasan-alasan Anies tak memberikan dukungan kepada PKS di DKI Jakarta.
Geisz berujar pasangan Pramono-Rano menawarkan komitmen meneruskan program-program Anies, terutama melanjutkan pembangunan kampung-kampung miskin kota, salah satunya Kampung Bayam.
Deal itu bahkan, kata Geisz, tak melibatkan dialog dengan partai pengusung Pramono-Rano. Pilihan Anies, tuturnya, murni pada sosok keduanya. Tak ada dialog yang dibangun dengan Partai PDI Perjuangan, begitupun sebaliknya. Tak ada pula perjanjian yang dibangun Anies dengan partai berlambang banteng tersebut.
Geisz berujar sosok Anies diyakini dapat membantu Pramono-Rano membuka ruang-ruang komunikasi di kalangan warga DKI Jakarta dan tokoh masyarakat. Tak hanya itu, Geisz mengatakan pendekatan di media sosial yang dilakukan Pramono-Rano bahkan terdapat campur tangan tim-tim substansi Anies Baswedan. Tak aneh, citra media sosial Pramono-Rano kental dengan pendekatan Anies alih-alih nuansa ala PDI Perjuangan.
"Timnya Mas Pram sendiri yang menemani. Beliau punya tim sendiri (untuk kampanye). Bahwa memang PDIP sebagai partai pendukung pastinya, tapi kalau yang saya lihat Mas Pram dikelilingi orang-orang yang dianggap mumpuni untuk mengurus isi-isi kampanye dia," kata Geisz.
Geisz Califah
Foto: Ari Saputra/detikcom
Sementara itu, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menanggapi positif dukungan yang diberikan Anies Baswedan. Ia menyebut selama ini komunikasi terus terjalin dengan Anies selama pilkada serentak.
"Kami juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dari relawan. Di Jakarta, secara khusus dukungan dari anak abah. Ini mencerminkan bahwa kami menghadapi satu kekuatan yang antidemokrasi, yang ingin mengingkari bahwa negara kita ini berbentuk republik, bukan kerajaan, di dalam praktiknya," kata Hasto.
Elektabilitas Memburuk, Jokowi Bertindak
Walaupun didukung banyak partai, elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono terpantau melempem. Berdasarkan survei Litbang Kompas yang dilakukan pada 20-25 Oktober 2024 atau sebulan sebelum pemungutan suara pilkada pada 27 November 2024, pasangan Pramono-Rano masih menjadi yang terdepan. Paslon nomor urut tiga tersebut memperoleh elektabilitas sebesar 38,3 persen. Sementara itu, paslon nomor urut satu, Ridwan Kamil-Suswono, hanya memperoleh 34,6 persen.
Rendahnya elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono disinyalir karena tak maksimalnya kerja mesin partai pengusung. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera tak membantah mesin partai-partai Koalisi Indonesia Maju melempem di Pilkada Jakarta. Namun ia memastikan PKS tak kerja sendirian mengampanyekan Ridwan Kamil dan Suswono. Partai lain bekerja, walaupun kerja-kerja tersebut tak kelihatan.
"Yang lain rendah hati dan nggak mau di-cover. Kerja juga, kok," kata Mardani kepada detikX pada Kamis lalu.
Menurut Mardani, partai-partai terlihat melempem dalam kampanye karena keterbatasan dana dan logistik. Pihaknya maklum karena partai-partai telah menghabiskan banyak dana di pemilihan legislatif dan pemilihan presiden lalu.
"Jadi, kalau disuruh pakai uang sendiri, koceknya udah habis. Kecuali utang. Kalau utang, kan masa utang mah bahasanya buat orang lain gitu loh. Jadi saya yakin, mungkin kalau dropping logistiknya lancar, mudah-mudahan ngebut lagi nih di tiga hari terakhir," ucap Mardani.
"Mungkin partai mikir udah paslon aja yang kerja. Nah, sekarang melihat paslon perlu full di-backup partai, ya sudah didrop lagi ke partai," sambungnya.
Ridwan Kamil dan Joko Widodo
Foto: Anggi/detikcom
RK-Suswono, kata Mardani, juga menggantungkan peruntungan dari tuah para influencer. Mardani menjamin pihaknya akan bekerja habis-habisan, termasuk mengerahkan influencer ternama.
"Tiga hari ini, insyaallah, namanya sprint, bakal ngebut semua. Tadi baru ketemu Uya Kuya, kemarin ketemu Mbak Melly Goeslow, Ahmad Dhani," tuturnya.
Tak sejalan dengan PKS, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra membantah isu melempemnya kinerja partai-partai KIM Plus di Pilkada Jakarta. Ia mengklaim partai koalisi masih kompak bekerja bersama, bahkan hampir tiap hari melakukan pertemuan.
"Kalau hari ini kita semua kerja optimal ya, kerja maksimal sesuai dengan basisnya masing-masing. Memang saling komunikasi, koordinasi, hampir tiap malam ada pertemuan," kata Herzaky kepada detikX pada Rabu lalu.
Adapun terkait hasil survei, Herzaky mengaku tak khawatir. Pihaknya mengklaim memiliki hasil survei berbeda yang disimpan di internal dan tak dipublikasikan.
"Survei itu banyak, ya masing-masing kami juga punya pegang ini data survei gitu. Dan kami sudah memetakan lagi. Mohon maaf, kalau bagi kami, survei itu kami lebih banyak simpan di internal,' ucapnya.
Sementara itu, Herzaky optimistis dukungan dari Joko Widodo akan berpengaruh terhadap perolehan suara di pilkada. Keyakinan itu didapat karena Jokowi mampu menang di Jakarta saat maju sebagai gubernur maupun saat maju di pemilihan presiden. Dengan itu, ia dipandang punya cukup banyak basis pendukung setia di Jakarta.
Selain itu, jejaring pemengaruh juga diharapkan mampu mengerek perolehan suara RK-Suswono di pilkada. KIM disebut sedang menggalang dukungan dan mengonsolidasi influencer yang sudah sejak lama mendukung RK.
"Kang Emil kan sosok yang sangat akrab di mata netizen. Kan juga sangat aktif di media sosial ya. Banyak juga follower-nya dan banyak juga follow influencer-influencer atau tokoh-tokoh yang punya pengikut besar," ujarnya.
Reporter: Ani Mardatila, Ahmad Thovan Sugandi, Fajar Yusuf Rasdianto
Penulis: Ani Mardatila, Ahmad Thovan Sugandi
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Anies dan Jokowi menjadi gacoan para kandidat calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk menarik simpati pemilih. https://news.detik.com/spotlight-/d-7652961/berharap-tuah-jokowi-anies
0 Comments:
Posting Komentar