ALFRED Simanjuntak, 87 tahun, terus terang menyatakan kekagumannya pada tokoh satu ini. Saat pencipta lagu Bangun Pemudi Pemuda tersebut masih berusia dua tahun, si tokoh sudah menjadi anggota Volksraad alias parlemen Hindia Belanda. Pada usia 20-an Alfred pernah bertemu dengannya di sebuah gereja di Jalan Kramat, Jakarta Pusat. Berbincang dengannya pun menjadi kemewahan luar biasa. Terlebih bila melihat namanya. �Sudah Todung, Sutan, Gunung, Mulia lagi," kata Alfred.
Rasa hormat Alfred terhadap Profesor Doktor Todung Sutan Gunung Mulia (1896-1966) bukan semata melihat keturunan dan aktivitas politiknya. �Perhatiannya terhadap pendidikan dan agama sungguh luar biasa," ujarnya. �Dialah orang Batak yang paling terhormat." Tak mengherankan bila Alfred menjadi salah satu penggagas untuk mengabadikan namanya menjadi Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia pada 1971.
Mulia memang dikenal sebagai tokoh pergerakan nasional yang berfokus pada pendidikan dan agama. Dia pernah mengikuti konferensi pekabaran injil sedunia di Yerusalem. Sesudah Indonesia merdeka, dia pernah menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan pada 1945-1946.
Kapasitasnya inilah yang membuatnya terpilih menjadi Pemimpin Redaksi Ensiklopedia Indonesia bersama Profesor K.A.H. Hidding. Ensiklopedia tiga volume ini diterbitkan W. Van Hoeve Bandung pada 1955. Inilah ensiklopedia pertama yang menggunakan bahasa Indonesia.
Ensiklopedia ini muncul di tengah hiruk-pikuknya pemilihan umum 1955. Dalam pendahuluannya, Mulia menekankan pentingnya pengetahuan bagi bangsa yang baru lahir. Saat itu Indonesia baru sepuluh tahun menyatakan kemerdekaannya. �... tak disangkal lagi, bahwa kini sangat dibutuhkan suatu ensiklopedia jang semata-mata ditudjukan kepada kepentingan Indonesia...."
Penerbit Van Hoeve Bandung, yang sudah beroperasi sejak 1930-an, ditutup pada 1957 ketika Indonesia mencanangkan nasionalisasi. Ia muncul kembali pada 1974 dengan nama PT Ichtiar Baru Van Hoeve dan membuat Ensiklopedia Indonesia dengan pemimpin redaksi Hassan Shadily pada 1980.
Direktur Utama Ichtiar Baru, L. Pasmans, mengatakan bahwa ensiklopedia mengenai Indonesia sudah banyak beredar dalam bahasa Belanda. Misalnya Encyclopedie van Nederlandsch-Indie, yang terbit pada 1927. Ensiklopedia terbitan Brill dan Nijhoff ini semuanya memuat pengetahuan tentang Indonesia.
Pasmans mengatakan, ensiklopedia Mulia itu boleh jadi tidak terlalu berpengaruh langsung kepada orang banyak. Namun ensiklopedia ini, menurut dia, menjadi tonggak perkembangan bangsa Indonesia. �Setiap negara yang berbudaya mempunyai ensiklopedia," katanya.
Mulia menyusun ensiklopedia ini dengan menggunakan ejaan Suwandi, yang berlaku mulai 1947. Adapun untuk istilah, ia berpedoman pada Komisi Istilah. Dia juga menelusuri istilah dari majalah Medan Bahasa, Bahasa dan Budaja, Kamus Umum, Pembina Bahasa Indonesia, hingga Kitab Logat Melajoe.
Pasmans mengatakan, sebagian istilah umum dalam ensiklopedia Mulia kemungkinan terjemahan dari ensiklopedia terbitan Belanda. Adapun untuk muatan lokalnya Mulia menggali sendiri bersama para ahli. Mulia telah mengumpulkan 22 ribu kata pokok plus peta berwarna serta historiografi. Penjelasannya masih relatif singkat sehingga rata-rata bisa 10 lema dalam satu halaman. �Pada 1950-an itu sangat luar biasa," ujar Pasmans.
Dalam kata pengantarnya, Mulia menyebut telah mengundang sejumlah ahli dari berbagai disiplin ilmu, meski tidak disebutkan satu per satu. Hanya tema mengenai agama Islam yang tegas disebut berada di bawah pengawasan Mohammad Natsir. Tokoh pendidik itu meninggal pada 11 November 1966 di Amsterdam, Belanda. Keinginannya untuk menyebarkan pengetahuan berlanjut ke Ensiklopedia Indonesia pimpinan Shadily. Ada pula Ensiklopedia Nasional Indonesia terbitan PT Cipta Adi Pustaka, 1988-1991. Semua sesuai dengan harapan dalam tulisannya, �...kini djalan terbuka bagi segenap orang Indonesia untuk memperluas dan memperdalam pengetahuannja mengenai kebudajaan dan ilmu pengetahuan dari seluruh dunia."
(99) Ensiklopedia Indonesia
Penerbit: W. Van Hoeve, Ltd, Bandung, (1955)
0 Comments:
Posting Komentar