Infrastruktur Jokowi Terancam Dimangkrakkan 2024 - Kebangkitan Kelompok Radikal (Investigator)
Direktur Eksekutif Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi memperingatkan partai nasionalis-religius untuk segera mempersiapkan penerus Presiden Joko Widodo. Sebab jika tidak, kelompok intoleran, radikal dan teroris yang di masa pemerintahan Jokowi sangat tertekan, dikhawatirkan akan kembali bangkit. Belum lagi ratusan proyek infrastruktur, baik yang telah selesai dibangun maupun yang masih dalam proses pembangunan dipastikan akan sengaja dimangkrakkan tak terurus.
"Kalau di 2024 itu yang menang adalah capres yang merepresentasikan HTI dan kelompok garis keras, maka Indonesia dan Pancasila dalam bahaya. Periode lima tahun berikutnya akan jadi ajang balas dendam. Kelompok intoleran, radikal dan teroris akan bangkit merajalela. Infrastruktur sengaja dimangkrakkan supaya bisa menyeret Pak Jokowi dan pejabat lainnya untuk dipenjarakan. Ini yang harus dicegah. Partai nasionalis-religius harus mempersiapkan penerus Pak Jokowi. Kalau tidak bisa menyamai, minimal menyerupai kepemimpinan beliau," tegas R Haidar Alwi kepada Investigator, Kamis (5/8/2021).
Bukan karena sudah kebelet pengen jadi Presiden dan bukan pula karena tidak punya empati di tengah Pandemi. Akan tetapi lebih untuk menyelamatkan Indonesia dan Pancasila dari kekuasaan kelompok berbahaya. Penanganan pandemi itu penting tapi masalah ideologi juga tidak kalah penting. Bila pandemi berhubungan dengan keselamatan rakyat saat ini, maka ideologi terkait masa depan anak-cucu bangsa. Bukan tidak mungkin ketika fokus dan perhatian kita dibuat terpusat pada pandemi, di saat yang sama mereka juga bergerak untuk pemenangan di 2024.
"Kelompok radikal yang mengatasnamakan agama ini sudah punya calon kuat yang dianggap paling merepresentasikan mereka. Mereka sudah bergerak dari Jakarta ke arah Barat sampai Aceh dan ke arah Timur sampai ke Jawa untuk 2024. Modusnya bukan pasang baliho seperti Puan dan Airlangga tapi bagi-bagi sembako dengan tajuk "Goodbener". Memanfaatkan penderitaan rakyat di tengah Pandemi untuk memuluskan ambisi berkuasa," papar R Haidar Alwi.
Sedangkan di kubu partai nasionalis-religius pendukung pemerintah, hingga saat ini belum memiliki calon ideal penerus Presiden Jokowi. Bukannya makin solid, mereka justru terkesan saling serang, bahkan sesama kader partainya sendiri. Kondisi ini diperparah lagi dengan adu domba para buzzer dan influencer yang membuat drama di kalangan elit menjadi perpecahan di level akar rumput. Contoh gamblangnya adalah drama Puan versus Ganjar di tubuh PDIP. Puan mendapatkan dukungan internal partai, sedangkan Ganjar diinginkan oleh sebagian organ relawan, buzzer dan influencer.
"Perpecahan seperti ini justru malah menguntungkan calon yang didukung oleh kelompok radikal. Mareka makin hari makin solid. Oleh karena itu, tugas parpol nasionalis-religius sekarang ini adalah mencari capres-cawapres yang dapat menyatukan. Dicintai para pendukungnya sendiri tapi juga diterima oleh kubu lawan. Siapa calonnya? Nah, ini yang belum kelihatan," pungkas R Haidar Alwi. (bbg)
https://investigator.co.id/2024-kebangkitan-kelompok-radikal-ratusan-infrastruktur-jokowi-terancam-dimangkrakkan/
0 Comments:
Posting Komentar