*PELIT ❤️ KEHIDUPAN*
*Ber-jaga² lah jangan menunggu*
*jangan menunda*
Kita tidak tahu berapa lama akan hidup di dunia ini. Kita tidak tahu apakah besok pagi masih bisa melihat matahari terbit dan di senja hari terbenam.
Ketika saatnya tiba mau tidak mau kita harus siap bertemu Tuhan.
Dalam ketidakpastian hidup ini, semestinya kita bertindak benar.
Kita perlu bertindak, seolah-olah setiap hari merupakan akhir hidup kita; seolah-olah kebahagiaan kekal tergantung pada pilihan dan tindakan kita hari ini. Setiap saat menjadi sangat berharga dan penting di mata Allah dan bagi kita.
Suatu hari dalam perjalanan ke luar kota, saya bertemu seorang teman lama yang sudah hampir 20 tahun tidak bertemu.
"Banyak sekali perubahanmu, hampir saja saya tidak mengenalimu," sapanya
"Iya, tambah tua, ini uban sudah membantu saya untuk meninggalkan kebiasaan buruk," sahutku.
"Disyukuri saja karena minimal masih punya rambut, meski sudah sangat tipis," timpalnya sambil tertawa.
"Bagaimana kabar isteri dan anak-anakmu?" tanyaku.
"Kurang baik. Isteriku meninggal dalam kecelakaan tiga tahun lalu, dan sekarang saya hidup bersama anak-anak," jawabnya.
"Ikut berbelasungkawa, maaf baru tahu," sahutku.
"Kepergian isteriku yang mendadak, telah mengubah hidupku dan anak-anakku," katanya.
"Saya sungguh menyesal bahwa belum bisa membahagiakan isteriku semasih dia hidup. Maka saat ini, saya ingin mencurahkan seluruh hidupku untuk anak-anak yang dia sayangi. Saya ingin membuat dia bahagia di surga," ujarnya.
"Semua sudah berlalu tidak bisa diputar ulang kembali, yang bisa saya lakukan adalah berbuat baik, seperti yang diinginkan dan dicita-citakan almarhum isteriku," ujarnya lagi.
"Karena seperti yang dialami isteriku, pagi hari masih menyiapkan sarapan dan kemudian makan bersama, lalu setengah jam kemudian sudah meninggal karena kecelakaan," kenangnya dengan sedih.
"Sejak ditinggal isteriku, aku dan anak-anak selalu bersyukur, berusaha membuat sesuatu yang baik, berpikir positif dan melakukan sesuatu yang berguna bagi satu sama lain. Awalnya, hanya untuk kami sekeluarga kemudian berusaha berguna untuk orang lain".
"Di sela-sela pekerjaan kantor dan tanggungjawab masing-masing. Kami selalu mengambil bagian untuk pekerjaan rumah, memasak, mencuci, menyapu, mengepel, memilah sampah, memberikan sampah yang laku dijual kepada pemulung, membuat kompos dari sampah organik, merawat tanaman, Intinya kami ingin menggunakan waktu yang dianugerahkan Tuhan untuk sesuatu yang berguna bagi orang lain. Kami ingin berbahagia dengan hidup kami bersama," katanya lagi.
"Respon yang sangat baik atas kepergian orang yang dicintai," kataku.
"Kami sedih kehilangan orang yang kami cintai secara mendadak, namun karenanya kami diajari untuk bersiap-siap dan berjaga-jaga dalam hidup ini," ujarnya.
Hari ini Guru kehidupan menyampaikan harapan-Nya agar kita menjadi hamba yang setia dan bijaksana. Yakni hamba yang selalu siap sedia melaksanakan tugas-pekerjaan dan panggilan-pengutusan kita.
Setiap saat dalam hidup ini menjadi begitu berharga dan penting bagi kita untuk memperoleh keselamatan.
Bagaimana dengan diriku? Apakah aku sudah menggunakan setiap kesempatan untuk berbuat baik?
*Salam sehat dan tetap semangat*. *Tuhan memberkati* 🛐
*Ber-jaga² lah jangan menunggu*
*jangan menunda*
Kita tidak tahu berapa lama akan hidup di dunia ini. Kita tidak tahu apakah besok pagi masih bisa melihat matahari terbit dan di senja hari terbenam.
Ketika saatnya tiba mau tidak mau kita harus siap bertemu Tuhan.
Dalam ketidakpastian hidup ini, semestinya kita bertindak benar.
Kita perlu bertindak, seolah-olah setiap hari merupakan akhir hidup kita; seolah-olah kebahagiaan kekal tergantung pada pilihan dan tindakan kita hari ini. Setiap saat menjadi sangat berharga dan penting di mata Allah dan bagi kita.
Suatu hari dalam perjalanan ke luar kota, saya bertemu seorang teman lama yang sudah hampir 20 tahun tidak bertemu.
"Banyak sekali perubahanmu, hampir saja saya tidak mengenalimu," sapanya
"Iya, tambah tua, ini uban sudah membantu saya untuk meninggalkan kebiasaan buruk," sahutku.
"Disyukuri saja karena minimal masih punya rambut, meski sudah sangat tipis," timpalnya sambil tertawa.
"Bagaimana kabar isteri dan anak-anakmu?" tanyaku.
"Kurang baik. Isteriku meninggal dalam kecelakaan tiga tahun lalu, dan sekarang saya hidup bersama anak-anak," jawabnya.
"Ikut berbelasungkawa, maaf baru tahu," sahutku.
"Kepergian isteriku yang mendadak, telah mengubah hidupku dan anak-anakku," katanya.
"Saya sungguh menyesal bahwa belum bisa membahagiakan isteriku semasih dia hidup. Maka saat ini, saya ingin mencurahkan seluruh hidupku untuk anak-anak yang dia sayangi. Saya ingin membuat dia bahagia di surga," ujarnya.
"Semua sudah berlalu tidak bisa diputar ulang kembali, yang bisa saya lakukan adalah berbuat baik, seperti yang diinginkan dan dicita-citakan almarhum isteriku," ujarnya lagi.
"Karena seperti yang dialami isteriku, pagi hari masih menyiapkan sarapan dan kemudian makan bersama, lalu setengah jam kemudian sudah meninggal karena kecelakaan," kenangnya dengan sedih.
"Sejak ditinggal isteriku, aku dan anak-anak selalu bersyukur, berusaha membuat sesuatu yang baik, berpikir positif dan melakukan sesuatu yang berguna bagi satu sama lain. Awalnya, hanya untuk kami sekeluarga kemudian berusaha berguna untuk orang lain".
"Di sela-sela pekerjaan kantor dan tanggungjawab masing-masing. Kami selalu mengambil bagian untuk pekerjaan rumah, memasak, mencuci, menyapu, mengepel, memilah sampah, memberikan sampah yang laku dijual kepada pemulung, membuat kompos dari sampah organik, merawat tanaman, Intinya kami ingin menggunakan waktu yang dianugerahkan Tuhan untuk sesuatu yang berguna bagi orang lain. Kami ingin berbahagia dengan hidup kami bersama," katanya lagi.
"Respon yang sangat baik atas kepergian orang yang dicintai," kataku.
"Kami sedih kehilangan orang yang kami cintai secara mendadak, namun karenanya kami diajari untuk bersiap-siap dan berjaga-jaga dalam hidup ini," ujarnya.
Hari ini Guru kehidupan menyampaikan harapan-Nya agar kita menjadi hamba yang setia dan bijaksana. Yakni hamba yang selalu siap sedia melaksanakan tugas-pekerjaan dan panggilan-pengutusan kita.
Setiap saat dalam hidup ini menjadi begitu berharga dan penting bagi kita untuk memperoleh keselamatan.
Bagaimana dengan diriku? Apakah aku sudah menggunakan setiap kesempatan untuk berbuat baik?
*Salam sehat dan tetap semangat*. *Tuhan memberkati* 🛐
0 Comments:
Posting Komentar