Oleh: MUHAMMAD CHATIB BASRISUTAN Sjahrir seperti sebuah kekecualian bagi zamannya. Mungkin ia terlalu di depan bagi masanya. Ketika nasionalisme adalah tungku yang memanggang anak-anak muda dalam elan kemerdekaan, Sjahrir justru datang dengan sesuatu yang mendinginkan. Bagi Sjahrir, kemerdekaan nasional tidak final. Tujuan akhir dari perjuangan politiknya adalah terbukanya ruang bagi rakyat untuk merealisasi dirinya, untuk memunculkan bakatnya dalam kebebasan. Tanpa halangan. Bagi Sjahrir, kemerdekaan adalah sebuah jalan menuju cita-cita itu. Itu sebabnya Sjahrir menganggap nasionalisme harus tunduk kepada kepentingan demokrasi.Saya sulit membayangkan, di satu masa ketika nasionalisme begitu berapi-api, ketika kemerdekaan seperti menjadi obsesi dan tujuan akhir bangsa, Sjahrir justru berbicara...
Selasa, 10 Maret 2009
Mencari Ahli Waris Ideologis Sjahrir
Oleh: VEDI R. HADIZDALAM sejarah Indonesia, Sutan Sjahrir adalah eksponen utama garis ideologis yang dapat disebut perpaduan antara tradisi sosial demokrasi dan liberalisme. Sebagai sosial demokrat, ia merupakan tokoh gerakan buruh yang andal pada 1930-an, dan menaruh perhatian amat besar terhadap masalah pendidikan rakyat. Liberalismenya terlihat antara lain dalam perhatiannya yang besar pula terhadap masalah perlindungan hak-hak individu dari tirani negara. Tak mengherankan bila ia menjadi musuh besar fasisme, baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri.Tidaklah mengejutkan bahwa ideologi yang diperjuangkan Sutan Sjahrir mengalami rintangan pada masa Demokrasi Terpimpin maupun Orde Baru yang otoriter. Tetapi, Indonesia sekarang adalah negara demokrasi, bahkan negara demokrasi yang paling...
Sutan Sjahrir: Titian Sosialisme ke Demokrasi
Oleh: IGNAS KLEDENPEMIKIRAN politik kiri, yaitu filsafat politik yang menekankan persamaan dan keadilan, merupakan semangat zaman sekaligus intellectual fashion tempat hampir semua pendiri Republik Indonesia bertumbuh dan menjadi matang. Soekarno terpukau pada teori imperialisme Lenin, Hatta mempelajari ekonomi sosialis negara-negara Skandinavia dan memperjuangkan koperasi sebagai perwujudan ekonomi kerakyatan, Tan Malaka mencoba menerjemahkan sosialisme ilmiah ke dalam teori Madilog sebagai epistemologi materialis untuk mengikis alam pikiran mistis dan takhayul, sedangkan Sjahrir memperkenalkan dan mendirikan partai politik dengan asas sosial-demokrasi.Dalam sejarah sosialisme di Barat�sebagaimana dijelaskan Sjahrir �konsep sosial-demokrasi muncul pertama kali di kalangan kaum sosialis Jerman...
Sjahrir dalam Renungan Dua Jilid
Oleh: DANIEL DHAKIDAEMENGENANG Sutan Sjahrir menempatkan siapa pun jauh-jauh dari suasana selebrasi bagi salah seorang tokoh utama revolusi Indonesia. Mengenang Hatta adalah perayaan, untuk tidak mengulang super-selebrasi dalam hal Soekarno. Mengenang Sjahrir adalah merenungi keterasingan dan pengasingan sebegitu rupa sehingga terpaksa dilakukan sesuatu yang, pada dasarnya, memalukan untuk �memperkenalkan kembali� siapa Sutan Sjahrir.Sjahrir, Ilmu, dan Pembudakan IlmuwanSjahrir adalah a man of paradox dalam berbagai arti. Tubuhnya kecil dengan tinggi tidak mencapai satu setengah meter, 145 sentimeter, dan berat badan hanya 45,5 kilogram. Namun di sana tersimpan energi dahsyat. Inteligensinya mengagumkan.Namun�atau sebenarnya justru karena�inteligensinya yang besar itu dia meninggalkan studinya...
Kerja Sama Singkat Tan Malaka dan Sjahrir
Oleh: HARRY POEZESJAHRIR adalah satu dari Tujuh Begawan Revolusi Indonesia. Ketujuh orang ini�Soekarno, Hatta, Sjahrir, Amir Sjarifoeddin, Tan Malaka, Sudirman, dan A.H. Nasution�dalam kadar berbeda menentukan arah dan produk revolusi. Republik Indonesia pada zaman revolusi, dengan demikian, bukan merupakan akibat dari proses sosial yang impersonal dan tak terhentikan, melainkan hasil interaksi ribuan orang dan organisasi, kelompok angkatan bersenjata dan badan perjuangan, politikus nasional dan lokal, idealisme dan oportunisme, patriotisme dan banditisme, pahlawan dan pengecut. Semua ingar-bingar itu berakhir dengan ajaib: pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada Desember 1949.Ketujuh pemimpin ini dengan caranya masing-masing berkontribusi bagi jalannya revolusi. Setelah revolusi,...
Sjahrir di Pantai
Oleh: GOENAWAN MOHAMADSAYA bayangkan Sjahrir di Banda Neira pagi itu, 1 Februari 1942. Kemarin tentara Jepang menyerbu Ambon. Beberapa jam sesudah itu bom meledak.Saya bayangkan pagi itu, setelah sebuah pesawat MLD-Catalina berputar-putar di sekitar pulau. Berisiknya membangunkan penduduk, sebelum ia berhenti di pantai yang tenang. Ko-pilot pesawat, seorang opsir Belanda, turun dan menuju ke tempat Sjahrir dan Hatta tinggal. Kedua tahanan politik itu harus meninggalkan pulau cepat-cepat, pesannya. Hanya ada sekitar waktu satu jam untuk bersiap.Hatta mengepak buku-bukunya, tergopoh-gopoh, ke dalam 16 kotak. Sjahrir memutuskan untuk membawa ketiga anak angkatnya, meskipun salah satunya masih berumur tiga tahun.Sesampai di tempat pesawat, ada problem: ruang di Catalina itu terbatas. Para penumpang...
Sjahrir Adalah...
ROSIHAN ANWARPeriang dan Nggak �Cetek�Bagi Rosihan Anwar, 87 tahun, Sutan Sjahrir bukan orang kaku. �Tiap saya ketemu dia, kami suka bercanda. Tapi tidak berarti dia cetek (ilmunya),� kata wartawan senior ini. Buktinya, Sjahrir sudah mengetahui lebih dulu akan ada perang dingin antara Blok Barat dan Timur pada pertengahan 1940-an, mendahului pengetahuan pemimpin Indonesia lainnya. �Tapi dia juga sosok yang ditakuti (pemerintah kolonial Belanda),� kata pendiri Persatuan Wartawan Indonesia itu.Menurut penerima gelar Doctor Honoris Causa dari Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini, mestinya generasi muda sekarang membaca, mempelajari, dan menerapkan ide-ide brilian Sjahrir. Yakni, gagasan yang melahirkan demokrasi, ekonomi kerakyatan, kemanusiaan, keadilan, dan kesejahteraan.Bagi...
Foto Tua di Garasi Mursia
Sempat tinggal di rumahnya, Mursia bertekad meneruskan semangat Sjahrir: membangun koperasi.ORANG memanggilnya Eyang Zaafril. Kini 84 tahun, Mursia Zaafril Ilyas memang orang lama. Halaman rumahnya di Jalan Tenes, Bareng, Malang, Jawa Timur, kerap menjadi tempat parkir gerobak pedagang keliling.Lebih dari 60 tahun lalu, Mursia tinggal di rumah Sjahrir. Ia masih ingat detail kenangannya bersama pendiri Partai Sosialis Indonesia itu. Ia bertemu pertama kali dengan Bung Kecil pada 1942 di Surabaya, ketika menghadiri diskusi pemuda. Wiyono, gurunya di Taman Siswa Yogyakarta, yang mengenalkan mereka.�Saya terkesan dengan pidato-pidatonya yang membakar semangat,� katanya ketika ditemui di rumahnya, tiga pekan lalu. �Ia mengatakan: apa arti hidup seseorang dibanding nasib jutaan manusia yang telantar...
Pintu Tertutup untuk PSI

Ketika Soeharto berkuasa, tumbuh harapan kaum pluralis modern untuk membangkitkan PSI. Peristiwa Malari membuyarkan impian itu.IBU Kota membara pada 15 Januari 1974. Sebanyak 11 orang tewas, 300 luka-luka, 775 ditahan. Ratusan gedung dan kendaraan dibakar�kerusuhan terburuk sejak Presiden Soekarno jatuh.Pemerintah Orde Baru, melalui Opsus�Operasi Khusus, badan yang dipimpin Ali Moertopo�menuding eksponen Partai Sosialis Indonesia ada di balik aksi itu. Teori yang dimunculkan adalah �konspirasi PSI�.Beberapa tokoh PSI atau yang �berbau PSI� pun diciduk. Sarbini Sumawinata, Soebadio Sastrosatomo, Hariman Siregar, Sjahrir, dan Rahman Tolleng termasuk...
Setelah Sibi Tiada

Poppy Sjahrir membesarkan dua anaknya dalam kesederhanaan. Sempat larut dalam kesedihan.BANDAR Udara Kemayoran, Jakarta Pusat, 17 April 1966. Jenazah bekas perdana menteri Sjahrir, yang baru datang dari Zurich, Swiss, disambut masyarakat dengan gempita. �Pake diupacarain. Kami harus sering berdiri memberi hormat,� kata Siti Rabyah Parvati, kini 48 tahun, putri bungsu Sjahrir, mengenang. Keesokan harinya, Sjahrir dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Bekas Pemimpin Redaksi Harian Pedoman Rosihan Anwar mencatat setidaknya 250 ribu orang mengikuti prosesi pemakaman itu.Penghormatan itu bertolak belakang dengan suasana ketika Sjahrir berangkat...
Wajah Sjahrir dalam Kotak
IA memejamkan matanya. Rautnya seperti menahan kesakitan. Gips cetakan wajah Sjahrir itu seperti sebuah kepala. Kita seperti melihat kepala Sjahrir diawetkan. Sjahrir tertidur. Ia tampak lelah sekali.Gips wajah Sjahrir itu disimpan dalam sebuah kotak kayu tebal cokelat dengan dua gembok kecil. Kayu persegi panjang itu dibuat seperti kotak plakat yang biasa dipakai sebagai kotak hadiah yang berisi kenang-kenangan untuk tamu. Bila penutup kotak plakat dibuka, biasanya isinya adalah hiasan atau cendera mata. Tapi kotak ini bila dibuka akan muncul wajah Sjahrir dengan ekspresi seperti tengah menghadapi sakratulmaut.Gips cetakan paras Sjahrir yang betul-betul mirip kepala manusia itu tampak berat. Warna gips itu tadinya putih, tapi kini berubah kecokelatan. Namun, lantaran perubahan warna itulah,...
Zurich, Detik-detik Terakhir

Sutan Sjahrir meninggal di Zurich. Inilah kenangan Buyung dan Upik, anak-anak Sjahrir, tentang hari-hari terakhir kehidupan ayahnya."NICHT zu kurz�, catatan di atas secarik kertas itu dibawa Kriya Arsjah Sjahrir. Dalam perjalanan menuju tukang cukur, Buyung�begitu panggilan bocah berusia sembilan tahun itu�mencoba menghafalnya. Dan saat di tempat cukur, ia dapat berkata lantang kepada tukang cukur, �Nicht zu kurz,� yang artinya: jangan terlalu pendek. Bocah kelas 2 SD itu senang sekali.Begitulah Buyung belajar bahasa Jerman sedikit demi sedikit dari sang ibu, Poppy Sjahrir. Saban sore, ia memberi kursus singkat kepada si sulung. Waktu itu, paruh...
Sekilas Cinta di Lereng Ceremai
Sjahrir mendekati putri Keraton Mangkunegaran. Membantah sempat bertunangan.PADA suatu masa, tersebutlah Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani, putri Keraton Mangkunegaran, Solo. Kecantikannya termasyhur ke mana-mana, begitu pula kepandaiannya menunggang kuda.Sutan Sjahrir, pemuja wanita itu, tak urung menaruh hati pada sang putri. Setiap kali rapat kabinet digelar di Yogyakarta, sang Perdana Menteri mengutus sekretaris pertamanya, Siti Zoebaedah Osman, ke Puri Mangkunegaran, khusus mengantar kado.�Aku yang deketin, bawain kado dan menyampaikan salam,� kata Ida�demikian ia disapa�ketika ditemui Tempo di rumahnya di Jalan Lombok, Jakarta Pusat, dua pekan lalu.Kado dibeli di Jakarta. Isinya macam-macam, sampai tas dan arloji. Berapa nilainya? Ida tak ingat, kecuali bahwa...