Minggu, 05 Juni 2022

Mengapa Pancasila Semakin Perlu Dibuat Nyata ?

 Pancasila Bukan Sekadar Omongan di Hari Libur

Prof. Franz Magnis Suseno

Mengapa Pancasila Semakin Perlu Dibuat Nyata? *) 

Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang saya hormati. Diminta menyumbang pikiran pada sarasehan peringatan Kelahiran Pancasila ke-77 merupakan suatu kehormatan dan sekaligus tanggungjawab.
Ibu-ibu dan Bapak-bapak, Pancasila sekarang terancam dari tiga sudut. Yang pertama: Ada penganut ideologi-ideologi eksklusif sempit yang mau menggantikan Pancasila dengan ideologi mereka, sering suatu ideologi agamis. Yang kedua: Pancasila jangan sampai dibajak oleh elit politik untuk melindungi privilese-privilese mereka. Dan yang ketiga: Pancasila dianggap omongan orang-orang di atas saja, tanpa relevansi pada kesejahteraan dan keselamatan orang kecil. Kalau Pancasila mau diselamatkan, tiga ancaman ini harus ditanggapi. Saya mulai dengan yang terakhir.
Pancasila: Dasar Persatuan Bangsa Indonesia
Pancasila bukan sekadar omong pada hari libur. Dengan Pancasila bangsa Indonesia mencapai sesuatu yang bagi banyak bangsa di dunia sampai hari ini mengelak. Indonesia adalah bangsa paling majemuk di dunia. Indonesia terdiri atas ratusan komunitas etnik, budaya dan agama. Bahwa ratusan komunitas itu merasa sebagai satu bangsa, bangsa Indonesia, adalah buah perjuangan bersama melawan penghisapan, penghinaan, dan ketidakadilan penjajahan. Di Batavia, pada tanggal 28 Oktober 1928, ratusan pemuda dari seluruh Nusantara bersumpah akan bersatu dalam memperjuangkan satu bangsa, satu tanah dengan satu bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Tetapi persatuan kemajemukan Indonesia ini hanya dapat mantap apabila didasarkan pada keyakinan-keyakinan dan cita-cita yang dimiliki bersama. Adalah jasa historis luar biasa Sukarno bahwa ia mengangkat cita-cita yang dimiliki seluruh bangsa dalam lima sila Pancasila, serta bukti visi jernih PPKI yang menempatkan Pancasila dalam bentuk akhir dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia.
Dengan Pancasila Indonesia berhasil mencapai sesuatu yang menjadi dasar kemantapan kebangsaannya: Bahwa orang Indonesia dapat bangga bahwa ia orang Indonesia, tanpa merasa terancam dalam identitas etnik, budaya dan religiusnya. Banyak negara, misalnya di Myanmar, gagal dalam mewujudkan identitas nasional. Lalu identitas suku atau agama mayoritas dijadikan identitas bangsa, dan suku-suku dan umat beragama lain merasa tertindas. Tetapi di Indonesia orang Bugis tidak perlu menyingkirkan ke-Bugisannya, orang Minang tetap boleh bangga bahwa ia orang Minang, dan orang Manggarai tetap membawa identitasnya sebagai orang Manggarai – sebagai orang Indonesia. Begitu pula, mengutip alm. Mgr. Albertus Soegijapranata, orang Katolik dapat seratus persen Katolik dan seratus persen Indonesia, dan orang Islam, dengan menjadi orang Indonesia seratus persen, tidak perlu memotong sedikit pun dari identitas Islaminya.
Satu catatan yang bagi saya, lagi lagi, membuktikan jenialitas Bung Karno. Pancasila adalah nilai-nilai dan cita-cita dalam kehidupan bersama masyarakat di Nusantara sejak ratusan tahun. Pancasila bukan filsafat impor, melainkan berakar dalam khazanah etis dan budaya Nusantara. Akan tetapi, dan itu begitu luar biasa. Pancasila sekaligus mengungkapkan dan menjamin empat keyakinan etis paling dasar yang sekarang diakui resmi oleh umat manusia. Sila pertama Pancasila jelas memuat hak asasi paling dasar, yaitu kebebasan beragama  dan berkeyakinan. Sila kedua mengungkapkan harkat kemanusiaan universal yang terungkap dalam jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan dalam penolakan prinsipiil terhadap penyelesaikan suatu konflik dengan cara kekerasan. Sila keempat mengungkapkan keyakinan bahwa segenap kepemimpinan harus dilegitimasi secara demokratis. Sila kelima secara eksplisit mengungkapkan keyakinan bahwa kehidupan bersama harus berdasarkan keadilan sosial. Sedangkan dalam sila ketiga bangsa Indonesia menyatakan bahwa Republik donesia tidak berdasarkan kesukuan, tradisi feodal atau agama, melainkan merupakan suatu nation-state dalam solidaritas kebangsaan.
Pancasila harus menjadi nyata
Ancaman kedua terhadap Pancasila terwujud apabila Pancasila dianggap sekedar kepentingan elit. Omongan itu amat berbahaya dan tidak dapat dilawan dengan omong saja.  Rakyat Indonesia harus merasakan bahwa dalam Pancasila “segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia” merasa “dilindungi” dan maju dalam “kesejahteraan”.
Barangkali yang paling perlu harus dapat dirasakan adalah pewujudan keadilan sosial. Perpecahan bangsa yang paling berbahaya adalah perpecahan vertikal. Kalau 50 persen bangsa yang belum betul-betul sejahtera, dan kita harus ingat, 10 persen bangsa masih hidup dalam kemiskinan absolut, kalau mereka mendapat kesan bahwa Keindonesiaan, pembangunan, kemajuan hanyalah demi kepentingan “mereka yang di atas”, Indonesia berada in deep troubles. Sebaliknya, kalau orang kecil, ya 50 persen bangsa dengan pendapatan paling bawah, mendapat harapan bahwa dalam Indonesia ber-Pancasila ber-demokrasi-pasca-Reformasi anak-anak mereka mempunyai harapan akan masa depan lebih baik, kita tidak perlu khawatir bahwa mereka akan tergoda oleh suatu ideologi anti-Pancasila.

Jadi, Ibu-ibu dan Bapak-bapak, adalah amat penting bahwa penghapusan kemiskinan dan jaminan kesejahtaraan orang kecil menjadi prioritas segala pembangunan. Apakah itu petani kecil, orang yang bekerja di hutan, para nelayan, orang yang jauh dari Jakarta dan dari pulau Jawa: Keterjaminan, keselamatan, kesejahteraan, kemantapan kehidupan, termasuk pendidikan dan kesehatan, harus, saya ulangi harus, menjadi prioritas perpolitikan kita, perpolitikan Anda. Kalau mereka sampai merasa bahwa Indonesia itu milik orang-orang di atas, kita jangan heran apabila mereka membuka diri terhadap ideologi-ideologi yang sangat berbeda dari Pancasila. Maka kalau Pancasila mau kita selamatkan, orang kecil harus dapat  merasakan bahwa dalam negara ber-Pancasila mereka dapat hidup secara terhormat, sejahtera dan adil.
Zero Tolerance terhadap 
Intolerance
Ancaman paling serius terhadap Pancasila adalah ancaman pertama: Ancaman dari ideologi-ideologi eksklusif agamis yang mau menggantikan Pancasila. Ibu-ibu dan Bapak-bapak, menggantikan Pancasila dengan ideologi-ideologi baik agamis maupun bukan agamis, sama dengan menghancurkan kebangsaan Indonesia. Bangsa Indonesia merasa kokoh bersatu sebagai bangsa karena semua bersedia saling menghormati dalam perbedaan. Itulah inti Pancasila. Segenap keagamaan yang benar mengakui bahwa seluruh alam raya oleh Tuhan: Manusia sebagai laki-laki dan perempuan, sebagai makhluk berkeluarga, sebagai makhluk berbudaya, sebagai makhluk berbangsa dan bernegara. Karena itu keagamaan yang benar secara hakiki bersifat moderat. Artinya, agama tidak mau menyingkirkan nilai-nilai budaya dan kebangsaan, melainkansebal;iknya melindungi dan mendukungnya. Karena keagamaan yang sejati sadar bahwa manusia dengan segala dimensi kehidupannya diciptakan oleh Tuhan.  
Sebaliknya, para ideolog agamis-ekstremis tidak menjunjung tinggi keagamaan, melainkan membajak agama. Yang mendorong mereka bukan hormat terhadap Tuhan yang menciptak nmanusia dalam kemajemukannya, napsu hati mereka yang penuh kebencian, iri hati, bahkan napsu membunuh. Tanda bahwa agama telah dibajak adalah bahwa para pembajak itu membawa diri secara biadab.
Karena itu begitu penting Indonesia sebagai negara ber-Pancasila menjunjung tinggi toleransi beragama. Kita jangan memberi ruang pada intoleransi. Zero Tolerance terhadap Intolerance! Intoleransi adalah suatu kelemahan manusia. Perlu Indonesia mewujudkan toleransi secara tegas dan konsisten. Sisa-sisa struktur intoleransi jangan kita biarkan. Setiap kemenangan intoleransi adalah suatu kekalahan bagi Indonesia karena merupakan pelecehan terhadap Pancasila. Siapa pun yang bersedia mendasarkan diri pada Pancasila harus dapat merasa aman di antara kita.
Ibu-ibu dan Bapak-bapak. Perkenankan saya suatu kata terakhir. Di hari-hari terakhir kita membaca tentang rob di pantai Utara Jawa, bahwa India mengalami suhu sampai 50 derajat. Sudah amat mendesak kita mengambil tindakan-tindakan keras untuk mencegah malapetaka kehancuran alam kita. Kemanusiaan yang beradab menuntut agar kita juga bersikap beradab terhadap alam. Kalau kita lalai terus, kita segera akan merasakan akibat-akibatnya.
Terimakasih.

*Makalah disampaikan dalam Sarasehan Pancasila bertajuk “Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara dan Relevansinya dalam Kehidupan Bersama” di Gedung Nusantara IV, Kompleks DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (2/6/2022).

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT
Prof. Franz Magnis Suseno

Guru Besar Filsafat Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta

Pemanfaatan "Reptilian Brain" Manusia Untuk Membentuk Seseorang Menjadi Radikal Dalam Ranah Perang Asimetris

 Pemanfaatan "Reptilian Brain" Manusia Untuk Membentuk Seseorang Menjadi Radikal Dalam Ranah Perang Asimetris

Oleh:
Ruly Rahadian

Sering muncul pertanyaan di benak kita semua. Kenapa orang-orang yang terpapar Radikalisme bisa menjadi beringas, bahkan sadis? Banyak bukti menunjukkan, bahwa kegiatan terorisme yang menyebabkan ketakutan di masyarakat, berawal dari orang-orang yang tidak berpikiran kritis, kemudian mereka dicuci otak dan menjadi orang yang sadis. Secara sikap terjadi perubahan, secara umum bisa dilihat dari rata-rata para pelaku teror itu bermata liar, gerak gerik yang gelisah dan mencurigakan, serta berbicara tidak mau kalah walau tanpa dasar logika samasekali.

Biasanya, orang-orang yang sudah terpapar Radikalisme pernah mengalami proses cuci otak, atau pembentukan Mindset, dimana pola pikirnya dibentuk oleh sebuah pola pikir yang disebut Growth Mindset atau Mindset Berkembang. terbentuknya Mindset ini dibangun dari keyakinan, bahwa nilai-nilai dasar itu bukan sesuatu yang statis tetapi bisa diubah dan dikembangkan dengan nilai-nilai baru.

Atribut Radikalisme
Sedangkan Fixed Mindset atau Mindset Tetap, yang secara keumuman atau kewajaran, terbentuk dari nilai-nilai dasar yang diyakini kebenarannya serta melandasi sikap dan perilakunya. Fixed Mindset inilah yang kemudian dihantam oleh gempuran Growth Mindset yang dilakukan secara gencar dan masif.

Pikiran sadar dan neocortex adalah tempat pengetahuan berproses. Cara menyerap informasi neocortex berbeda dengan limbic. Maka tak heran orang yang telah teradikalisasi sulit diubah dengan untaian kata-kata yang rasional. Mesti diingat, sistem limbic mendukung berbagai fungsi seperti emosi, perilaku, motivasi dan memori jangka panjang.

Proses yang bekerja di pikiran sadar disampaikan dengan kata-kata, baik tulisan maupun lisan dalam bahasa apapun. Pikiran sadar inilah yang kita gunakan dalam mengidentifikasi informasi yang masuk melalui panca indera, membandingkan sesuatu, menilai, menimbang, menganalisa dan mengambil keputusan. Pikiran sadar berhubungan dengan belahan otak sebelah kiri yang bersifat verbal, logis, dan analitis.

Pikiran bawah sadar dan limbic bersangkut paut dengan keyakinan dan iman yang tertanam dalam diri manusia. Di dalamnya berproses perasaan atau emosi seseorang. Dalam limbic, religiositas seseorang bertumbuh. Pikiran bawah sadar terhubung dengan belahan otak sebelah kanan yang bersifat non verbal, gestalt, dan intuitif.

Dalam pikiran bawah sadar inilah tersimpan segala memori, emosi, kebiasaan, keinginan, kepribadian, persepsi, citra diri, nilai, kepercayaan, dan keyakinan kita. Pikiran bawah sadar sangat jujur, polos, tidak ragu, tidak membantah, tidak mempertanyakan dan langsung bisa menerima dan mempercayai apapun yang diberikan kepadanya baik secara sadar maupun tidak.

Proses radikalisasi terjadi pada otak limbic, bahkan menyelusup hingga reptilian brain. Otak limbic tempat emosi berada. Kebencian, kemarahan, ketakutan, dan kepuasan terletak di limbic. Reptilian brain bertanggung jawab atas hal-hal dasar yang mencakup rasa lapar, kontrol suhu, respon atas rasa takut, mempertahankan wilayah, dan menjaga keamanan.

Bila mengena sampai limbic, orang menjadi mudah ditakut-takuti, diiming-imingi sehingga menjadi kehilangan akal sehat dalam pengambilan keputusan, dan dipenuhi rasa kebencian. Saat mengenai reptilian brain maka orang akan menggunakan segala cara untuk mempertahankan wilayah keyakinannya dan melawan serta menyerang apapun yang dianggap sebagai ancaman. Itulah yang dilakukan oleh satwa yang tergolong Reptilia.

Banyak kaum radikal menggunakan dan memanfaatkan pengetahuan ini dalam merekrut pengikutnya, karena cara ini dirasa cukup efektif dan efisien, serta dilakukan dalam waktu pencapaian yang relatif cepat. Aspek emosi merekalah yang dibangun, untuk membentuk ambisi dalam mempertahankan kebenaran versi mereka, dan berani bersikap apapun juga demi hal tersebut.

Ketika emosi dan ambisi tidak stabil kemudian menjadi tidak terkendali, Reptilian Brain pada otak yang telah mendominasi cara berpikir, bertindak dan berperilaku, dapat mengahasilkan keluaran berupa tindakan Jahat, sadis, buas, kejam, begal, kanibal, sangar, menakutkan, rakus, dan masih banyak lagi karakter negatif yang dimiliki oleh binatang dari kelompok reptil (buaya, ular, komodo, biawak, dll). 

Struktur Pola PIkir Manusia di dalam Otak
Selain itu, mereka yang sudah terpapar Radikalisme itu juga tidak memiliki rasa malu layaknya sifat hewan pada umumnya, yang tidak memiliki akal. Kita bisa melihat sikap para pembuat dan pelaku teror yang tertangkap. Sebagian besar mereka tidak malu atau menutupi wajahnya dari sorotan kamera televisi maupun jilatan lampu kilat kamera foto. Bahkan ada kecenderungan menantang.

Jika kita perhatikan, secara umum para pelaku teror masuk ke dalam kategori usia mulai dari 17-24 tahun. Mereka ini menjadi sasaran utama kelompok teroris dalam menyebarkan paham tersebut. Sarana yang paling banyak digunakan sebagai penghantaranya adalah media sosial. Hal ini disinyalir telah menjadi inkubator radikalisme, khususnya bagi generasi muda. Dan berdasarkan survei BNPT, ternyata ada sekitar 80 persen generasi muda rentan terpapar radikalisme, karena cenderung tidak berpikir kritis.

Hal Ini harus menjadi fokus perhatian, bahwa secara umum, generasi milenial lebih cenderung menelan mentah, serta tidak melakukan cek-ricek untuk setiap infomasi yang diterimanya. Kita tidak bisa menyalahkan dulu mereka, karena mereka lahir di era instan. Berbagai pengetahuan bisa mereka serap dengan cepat dalam waktu singkat melalui internet, tanpa bekal literasi yang optimal.

Sikap intoleran inipun biasanya muncul kepada generasi yang tidak kritis di dalam berpikir, sehingga cepat sekali menerima informasi yang masih mentah tanpa diolah menjadi suatu kebenaran, yang kemudian meningkat menjadi suatu keyakinan.

Setelah meyakini sesuatu pemahaman melalui aspek emosional, kebiasaan, keinginan, kepribadian, persepsi, citra diri, nilai, kepercayaan, dan keyakinan, maka hal yang menjadi keumuman atau kewajaran yang berlaku di masyarakat baik secara moral kemanusiaan maupun agama dengan mudahnya dilibas oleh virus Minset Growth yang sudah menjalar ke otak masyarakat yang telah menganggap kebenaran yang telah diyakininya.

Akibatnya, begitu datang orang-orang yang menyelusupkan ajaran atau keyakinan lain pada limbic, bahkan reptilian brain kedalam kondisi orang-orang sedang menghadapi persoalan pribadi, misalnya broken home, sakit berat, atau ditinggalkan oleh orang yang dikasihi, maka keyakinan dan kepercayaannya yang berbentuk Fixed Mindset itu akan segera berubah secara total melalui serangan Growth Mindset.

Seluruh informasi dan pengetahuan yang didapatkan melalui otak neocortex menjadi pudar dan tergantikan dengan kepercayaan dan keyakinan yang baru berupa Growth Mindset dari limbic dan reptilian brain. Maka tidak heran jika terjadi pada orang yang berpindah agama, banyak yang menjadi lebih fanatik, dan tak sedikit dari mereka yang justru malah berbalik dan menyerang atau menjelek-jelekkan agama yang dianut sebelumnya.

Biasanya, materi yang dibangun untuk merusak Fixed Mindset ini menggunakan konsep propaganda yang umumnya menggunakan sejumlah yang menggunakan narasi ketidakadilan. Dalam kasus ekstremisme bermotif jihad, biasanya itu dibawa dalam narasi kezaliman, pemerintah thoghut dan lain-lain. Thogut yang mempunyai berhala, digiring menjadi istilah yang biasa digunakan gerakan ekstrem bermotif jihad untuk menyebut pemerintah yang jahat. Pemerintahan Thogut.

Persepsi dan pola pikir adalah yang menyentuh emosi dan mengaktifkan rasa terancam serta terzalimi. Hal inilah yang dapat mengaktifkan otak reptil (reptilian brain), dan menghentikan cara berpikir logis (neoncortex) yang biasa dilakukan oleh orang berpikiran sehat, normal dan waras.

Kemudian konsep narasi ini diperkuat oleh pola yang kedua yakni Narasi Teologis dan Narasi Historis. Dalam narasi teologis, gerakan ekstrem bermotif jihad biasanya menggunakan potongan ayat-ayat dalam Quran dan Hadist tanpa dibahas secara menyeluruh. Penggalan-penggalan inilah yang dibuat menjadi sebuah pemahaman yang sifatnya mutlak dan menjadi sebuah prinsip kaku dalam menjalankan kehidupannya. Begitu juga dengan Narasi Historis yang kerap mencomot episode-episode sejarah Kerasulan yang menjustifikasi kekerasan. Sangat berbahaya.

Langkah berikutnya yang juga merupakan finalisasi strategi aktornya adalah ajakan aksi, berupa qital atau perang jihad, dan lain-lain. Tanpa critical thinking atau pemikiran kritis yang kuat, sehingga semua propaganda itu terlihat sebagai suatu kebenaran dan meyakinkan.

Upaya untuk mengembalikan orang yang telah terpengaruh limbic dan reptilian brain-nya dengan memberi penjelasan rasional akan menjadi upaya sia-sia karena pola pikir mereka sudah tidak nyambung. Bahasa limbic dan reptilian brain bukanlah bersifat verbal, logis, dan analitis. Limbic dan reptilian brain berhubungan dengan emosi dan menyerap serta percaya apapun informasi yang diterima.

Di satu sisi masih ada Pikiran supra sadar yaitu tempat” Bersemi Cahaya Kebajikan Tuhan”. Supra Sadar inilah yang menghubungkan kesadaran seseorang yang langsung kepada Tuhan. Dalam pikiran supra sadar inilah nilai-nilai spiritualitas seseorang bertumbuh, mampu menjadi landasan pembangunan karakter dalam dirinya. Hal ini sangat logis, karena untuk menjadi manusia yang ideal, harus mengenal sifat-sifat KeTuhanan yang tentunya tidak hanya dijadikan referensi, melainkan menjadi refleksi dalam diri agar mampu mencegah hal-hal yang buruk dan destruktif, dan tentunya akan menjadikan manusia kontraproduktif di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Untuk mengantisipasi itu semua, kita wajib membangun benteng keimanan yang kokoh dan Ilmu Pengetahuan yang memadai, untuk menjadi landasan yang penting dalam kematangan berpikir seseorang yang mampu mengendalikan dirinya. Matang secara emosional, dan bijak dalam berpikir, sehingga menghasilkan manusia Indonesia yang santun, beradab, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan memiliki sikap yang toleran dan tenggang rasa yang tinggi.

•Penulis adalah pemerhati Perang Asimetris
Source : https://sigranews.com/?p=3344
https://youtu.be/v4SGiBr03as

Jumat, 20 Mei 2022

UAS Tukang Ejek dan Fitnah, Orang Lain Bisa Menilai Tabiat UAS Kecuali Pemujanya.

UAS Tukang Ejek dan Fitnah, Orang Lain Bisa 
Menilai Tabiat UAS Kecuali Pemujanya.

Penulis : Nurul Azizah

Pada hari Selasa, 17 Mei 2022 di medsos lagi ramai pernyataan Ustad Abdul Somad (UAS) yang dideportasi ketika mau masuk ke Negara Singapura. UAS sempat ditahan di kantor imigrasi Singapura yang berukuran 1x2 meter, ruangan kecil dan sempit. 

Itu tidak dideportasi, tapi tidak diperbolehkan masuk ke negara Singapura, karena negara tersebut punya aturan sendiri bagi warga asing yang mau masuk ke negaranya. 

Terus apa benar ruang untuk menahan UAS berukuran 1x2 M, kayaknya salah ngukur apa ya, di video ruangan sepertinya luas, tidak berukuran 1x2 m. Ruangan itu bisa menampung UAS beserta istri, anak dan kerabatnya bahkan kereta dorong juga bisa masuk.

Ketika berita itu muncul ada yang tidak percaya, dikira berita lama. Banyak diantara kita kalau ada link hanya dibaca judulnya saja tanpa diklik linknya dibaca secara tuntas.

Menanggapi pemberitaan kalau UAS dideportasi, Dubes RI di Singapura Suryo Pratomo memberi keterangan : "UAS tidak dideportasi, tapi tak diizinkan masuk karena tak memenuhi kriteria."

Dari penjelasan ICA (Immugration and Checkpoints Authority),  ICA memang menetapkan Not to Land (NTL) kepada UAS karena tidak memenuhi kreteria untuk eligible (berhak) berkunjung ke Singapura.

Sudah banyak tulisan UAS tentang ditolaknya masuk ke Singapura, bahkan pernah ditolak masuk ke beberapa negara, diantaranya :

1. Hongkong
Hongkong menjadi wilayah pertama menolak kedatangan UAS. Pada bulan Desember 2017, UAS dicegat masuk Hong Kong dengan alasan yang tak dijelaskan oleh pemerintah setempat. UAS sendiri yang menduga ada kaitannya dengan isu terorisme.

2. Timor Leste
Pada tahun 2018, UAS yang berniat mengisi dakwah di sana, sesampai bandara Timor Leste, petugas imigrasi menolaknya karena isu terorisme.

3. Belanda-Swiss tahun 2019, UAS ditolak masuk Belanda saat pendakwah radikal intoleransi ini berusaha masuk melalui Swiss. Alasannya paspor UAS tidak memiliki akses masuk wilayah Eropa.

4. Jerman, UAS tidak bisa masuk ke Jerman terkait dengan permasalahan dokumen yang tidak lengkap.

5. Inggris, ini terjadi pada tahun 2020 ini terkait dengan masalah dokumen.

6. Singapura, 17 Mei 2022. Kementrian Dalam Negeri Singapura untuk Indonesia, mengungkapkan alasan UAS ditolak masuk Singapura menganggap sosok penyiar agama itu pro ekstremisme dan pandangan UAS tentang bom bunuh diri.

Wajar kalau Singapura menolak UAS berkunjung ke negaranya. Tidak kaget, karena Singapura sangat selektif untuk menyeleksi tamu-tamunya. Jangan sampai penganut islam radikal berada di Singapura. 

Penulis tidak kaget kalau UAS dilarang masuk ke Singapura. Singapura punya aturan sendiri, dan kita sebagai tamu harus menyesuaikan diri.

"Somad dikenal menyebarkam ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura," mengutip status resmi Kemendagri Singapura.

Penulis pun tidak sepakat kalau UAS jadi ustad atau panutan umat. Bagi penulis UAS bukan panutan seperti ulama-ulama NU ahlussunah wal jamaah (Aswaja Annadliyah).

Apalah artinya status ustad, tapi adab, ahklaq, prilakunya buruk, suka minteri kiai-kiai NU dan para ulama NU lainnya.

UAS, ustad Luthfi Basori, Idrus Ramli, Buya Yahya dan teman-temannya dari NU GL (NU Garis Lurus) yang merasa lebih hebat. Buat apa orang-orang ini sombongnya minta ampun, selain merasa lebih hebat, mereka juga merasa lebih besar, lebih benar dari pada NU dan para ulama-ulama NU.

Tidak ada gunanya UAS bagi perkembangan islam rahmatan lil alamin, kecuali dalam pandangan para fans-fansnya, yang selalu memuja UAS dan teman-teman dari NUGL.

NUGL itu sama saja dengan NU rasa-rasa, mereka menyimpang dari ajaran NU yang sebenarnya. NUGL lebih memihak kepada Front Pembela Islam (FPI) daripada ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Buya Yahya, Ustad Luthfi Bashori, Muhammad Idrus Ramli, dan lain-lain teman-temannya UAS merasa dirinya hebat. Akhirnya mendirikan ORMAS sendiri yang mereka beri nama NUGL (NU Garis Lurus). Menurut mereka NU Kiai Hasyim Asy'ari tidak lagi lurus karena santri-santrinya simbah KH. Hasyim Asy'ari tidak mau memilih diantara mereka sebagai ketua Umum PBNU.

Penulis sebagai pegiat NU dan NKRI yang menggawangi beberapa group di FB  bernafaskan NU dan NKRI juga menolak video ceramahnya UAS. Jarang  penulis loloskan, bahkan terkadang member yang posting videonya UAS langsung penulis telusuri, kalau dia penggemarnya UAS ya dikeluarkan dari group.

Mengapa demikian? Karena ceramahnya UAS banyak provokasi, mengejek, dan memfitnah. Sering mengkofar kafirkan orang yang tidak sefaham dengannya, kalau itu tidak terbukti, namanya memfitnah. Selain itu UAS juga mendukung adanya khilafah di Indonesia. 

Contoh kalau UAS pernah mengejek fisik orang.Berawal dari pertanyaan salah satu jamaah pada UAS soal keputusan Rina Nose melepas jilbab.
"Tentang fenomena Rina Nose yang buka jilbab. Alasannya tak ada yang berubah sama saya, sama saja katanya. Bagaimana pak ustad?

UAS malah bertanya balik dengan kalimat yang dianggap kurang pantas, "Artis? Yang pesek itu? Saya kalau artis jelek ndak. Kurang berminat saya. Apa kelebihannya? Pesek, buruk, itu saja." ucapnya saat mengisi ceramah di Medan Sumatera Utara (November 2017).

Untuk itu beberapa negara termasuk Singapura menolak UAS masuk ke negaranya dengan alasan :
1. Dianggap sebarkan ajaran ekstremis dan Segregasi.
2. Pernah ceramah soal bom bunuh diri itu bagian dari jihad. Mereka pelaku bom bunuh diri itu bukan mati konyol tapi mati sahit.

3. Menyebut salib Kristen sebagai rumah jin kafir.
4. Mengkafirkan ajaran agama lain.

Ya semoga kejadian UAS ditolak masuk di beberapa negara bisa membuka mata hati para pemujanya para fans-fansnya. Bahwa UAS  tidak perlu diikuti apalagi diidolakan bahkan sampai disanjung dan dipuja.

Orang yang akalnya waras ya jelas menolak model ustad tukang ejek dan fitnah. Kalau ceramah suka provokasi dan menyebarkan kebencian kepada umat pemeluk agama lain yang tidak sepafam dengan UAS, ya tinggalkan saja. Indonesia gudangnya ulama NU yang sanad keilmuannya langsung terhubung dengan kanjeng Nabi melalui guru-guru mereka.

UAS yang suka mengkofar kafirkan orang lain, dan suka provokasi ini ustad model apa? Model firnah,seharusnga seorang penceramah bawaannya teduh, santun, tenang, tidak membentak-bentak, ilmunya luas, luwes, mumpuni dan menebarkan kebaikan ke semua jamaah yang hadir.

Nurul Azizah, penulis buku 'Muslimat NU Di Sarang Wahabi' minat hub penulis atau Sintesanews.com 0858-1022-0132.

Indonesia salah satu produsen emas terbesar di dunia

Indonesia salah satu produsen emas terbesar di dunia
Pagi gaiss, Indonesia menduduki posisi kelima sbg pemilik cadangan emas terbesar di dunia, sebesar 2.600 ton au atau setara dgn 5% dari total cadangan emas dunia. (ESDM, 26/12/2021).

Hingga 12/2020, total sumber daya bijih emas RI mencapai 16 miliar wet metric ton (WMT) & total cadangan bijih mencapai 4 miliar WMT, diperkirakan usia cadangan emas RI masih akan 268 thn lagi.
 
Gaiss fyi, BI mencatat posisi cadangan devisa pada 12/2021 sebesar U$144,9 miliar, yg komponen monetary gold mencapai U$ 4,59miliar (+/-Rp.65,6T), setara dgn +/-70,6 ton emas batangan. (10/1/2022)

Sbg salah satu produsen emas terbesar di dunia melalui keberadaan smelter PT Freeport Indonesia dgn target produksi emas mencapai 1 ton per minggu, Indonesia menuju kepemilikan Bullion Bank,  bank yg melakukan transaksi jual beli logam mulia, termasuk emas & perak.
Dan Indonesia  tdk perlu lagi menitipkan emasnya di bullion bank internasional di Singapura.

Semangat pagi para juara. 💪🏼🇲🇨

RUMAH UNTUK KORBAN

RUMAH UNTUK KORBAN
(Menjawab Kontras dan Haris Azhar terkait pemberian rumah untuk keluarga korban Trisakti).

Oleh : Adian Napitupulu

Tulisan ini tidak untuk membela Erick Thohir, Agus Gumiwang atau Airlangga tetapi meluruskan cerita, setidaknya sebagai salah satu pengusul maka saya perlu menyampaikan nya secara kronologis agar tidak muncul dugaan dan spekulasi sebagaimana pernyataan Kontras, Rivanlee, yang mengatakan bahwa pemberian rumah dan bantuan modal untuk keluarga korban Trisakti menjadi jualan politik, atau pernyataan Haris Azhar yang menyebut hal itu sebagai Sparing Action menuju 2024. sebagaimana di beritakan di banyak media.

Awal cerita bermula dari tahun 2018 saat pembicaraan dengan Presiden di hotel Salak, kota Bogor 4 tahun lalu. Saya mengulang kembali pembicaraan Presiden Jokowi dengan beberapa aktivis 98 terkait Rumah untuk keluarga mahasiswa korban Trisakti. Presiden setuju lalu meminta saya  mengkoordinasikan hal itu dengan Mensesneg.

Hari berganti minggu berganti bulan namun tidak ada kabar apapun dari Mensesneg. Disisi lain  Pandemi Covid 19 yang berlangsung lebih dua tahun membuat komunikasi terhambat, prioritas bergeser dan banyak hal lain yang semula di rencanakan tidak sesuai dengan jadwal yang di targetkan, termasuk rumah itu.

Akhir 2021, dalam satu kesempatan makan siang di ruang makan Komisi VII saya ngobrol ringan dengan Maman Abdurachman (Waket Kom VII). Dalam obrolan ringan itu kembali terlontar wacana rumah untuk keluarga Korban Trisakti. Mungkin karena Maman juga terlibat aksi aksi saat itu dan ia juga alumni Trisakti maka Maman merespon dengan antusias. Singkat cerita Maman akan berusaha meyakinkan Menteri Perindustrian siapa tahu mau ikut berapartisipasi.

12 Januari 2022, Daniel Wewengkang, staff khusus Erick Thohir bertemu saya di Desa Wisata Lebak Wangi Parung. Kita ngobrol ngidul dari soal pohon, danau, ikan termasuk juga ngobrol tentang rumah untuk keluarga korban Trisakti. Saya katakan ke Daniel "Kalo bisa lo obrolin deh sama Erick, dia mau kontribusi berapa, syukur syukur bantu rumahnya" Daniel tidak menjanjikan apa apa selain akan membicarakannya ke Erick Thohir.

18 Januari 2022, saya dan Maman bertemu Hendro, Iwan dan Mustar di hotel Mulia untuk mematangkan rencana tersebut termasuk kemungkinan dari Erick Tohir atau Agus Gumiwang. Hendro dan Iwan sangat bersemangat dan akan membicarakan kembali hal tersebut pada keluarga korban. Setidaknya walau sudah berlalu 4 tahun tapi janji rumah itu harus di perjuangkan. Bukankah gagal lebih baik dari tidak mencoba sama sekali.

6 Maret 2022 Daniel Wewengkang menghubungi saya dan menyampaikan kemungkinan Erick Thohir berpartisipasi. 

9 Maret 2022, saya bertemu Usman Hamid di salah satu Cafe di kota Bogor. Dalam pertemuan itu Usman berharap ada pengusutan tuntas terhadap kasus penembakan Mahasiswa Trisakti tapi saya jelaskan pada Usman Hamid bahwa rumah ini lebih pada persoalan kemanusiaan dan upaya menepati janji pada keluarga korban khusus nya para orang tua korban yang semakin uzur walaupun tentunya pemberian rumah ini bukanlah upaya untuk meniadakan pengusutan.

14 Maret 2022 Hendro, Iwan dan perwakilan 4 keluarga korban, beberapa alumni Trisakti bertemu dengan saya dan Daniel Wewengkang di Desa Wisata Lebak Wangi untuk membicarakan rumah tersebut. Dari pembicaraan itu di dapat informasi bahwa Erick bersedia menyiapkan 4 rumah.

Sekitar tanggal 20 Maret di mulailah pencarian rumah untuk keluarga korban. Kementrian BUMN menunjuk BTN melalui Dirut dan Wadirut nya untuk memberi alternatif perumahan di Jabodetabek. Berikutnya keluarga korban di dampingi Mustar, Hendro dan Iwan mensurvey lokasi. Setelah membandingkan, keluarga Korban memutuskan di Cibubur 3 unit  dan 1 unit di Tangerang dengan nilai tiap rumah berkisar Rp 1 Milyar hingga Rp 1,2 Milyar atau total sekitar Rp 4 milyar hingga Rp 4,5 Milyar.

19 April 2022 saya dan Maman Abdurachman bertemu dengan Agus Gumiwang. Dalam kesempatan itu saya sampaikan bahwa Erick Thohir sudah menyiapkan 4 rumah. Agus Gumiwang lalu menyatakan bahwa karena rumah sudah ada maka lebih baik ia membantu modal usaha untuk keluarga korban masing masing Rp 750 juta atau total Rp 3 Milyar.

Seluruh perjalanan pencarian rumah dan permodalan usaha dibicarakan secara terbuka dengan keluarga korban dan beberapa alumni Trisakti termasuk perwakilan rektorat Trisakti saat berbuka puasa bersama di Restoran Pulau dua tanggal 22 April 2022.

Tanggal 23 April 2022 pihak BTN dan keluarga Korban tandatangani serah terima surat rumah. Tanggal 25 April 2022 saat acara buka puasa, secara simbolis Erick Thohir serahkan kunci rumah pada keluarga korban yang di hadiri juga perwakilan dari alumni, Rektorat dan Yayasan Trisakti. Tanggal 26 April di Universitas Trisakti bantuan permodalan usaha di berikan oleh Airlangga Hartarto di dampingi Agus Gumiwang seusai acara kuliah umum Airlangga di universitas Trisakti.

Dari proses yang saya ikuti hari demi hari tidak ada satupun pembicaraan apalagi komitmen terkait politik khususnya terkait 2024 apakah itu ajakan memilih atau tidak memilih seseorang. Kalau dilihat dari angka nya dan kepentingan politik maka Erick Thohir  dan Agus Gumiwang tentu bodoh jika memberikan 4 rumah senilai Rp 4 Milyar atau Modal usaha senilai Rp 3 Milyar hanya kepada 4 keluarga. Kalau ada kepentingan politik sekedar mendongkrak popularitas maka bukankah akan lebih Efektif jika uang itu dibuat 150.000 hingga 200.000 kaos untuk dibagikan ke 150.000 hingga 200.000 orang atau mencetak 300.000 hingga 400.000 kalender yang bisa di pasang di 300.000 hingga 400.000 rumah, bukan hanya 4 rumah

Perlu di catat dan di garis bawahi bahwa Rumah tersebut tidak diberikan tiba tiba tapi di perjuangkan bersama kawan kawan korban sesama aktivis 98 sejak 4 tahun yang lalu.  Dengan demikian, jika kontras dan Haris Azhar menganggap hal tersebut adalah kesalahan maka timpakanlah kesalahan tersebut 100% pada saya, bukan Erick atau Agus Gumiwang atau Airlangga. Jika itu salah maka yang salah adalah komitmen saya dan kawan kawan untuk menepati janji, rasa peduli serta keberpihakan pada korban, tidak ada motif lain, tidak ada tujuan lain.

Saya berharap agar Kontras maupun Haris Azhar tidak hanya mengkritik tapi jika bisa tolong ajarkan saya agar ketika terjadi hal serupa, saya tahu memilih waktu kapan bantuan bisa di berikan. Apakah awal periode pemerintahan? Atau seperti saat ini di Pertengahan periode atau nanti di akhir periode pemerintahan. Karena menurut saya, kapanpun waktu pemberiannya tapi jika dipandang dari kaca mata konspiratif dan tendensius bukankah tetap saja selalu bisa dianggap ada kepentingan politik di balik itu?


Jakarta 17 Mei 2022

Hormat Saya


Adian Napitupulu
Anggota DPR RI 
Fraksi PDI Perjuangan -
Sekjen PENA 98

SEMAKIN TERKUAK MALAM KAMIS KEMARIN 18 MEI, DI ACARA HOTROOM HOTMAN PARIS - SIAPA IDI SESUNGGUHNYA

 SEMAKIN TERKUAK MALAM KAMIS KEMARIN 18 MEI, DI ACARA HOTROOM HOTMAN PARIS - SIAPA IDI SESUNGGUHNYA 

Saya sudah sejak lama bertanya kehadiran IDI, sejak saya wajib menjadi anggota supaya izin praktik bisa keluar, lalu membayar iuran, lalu STR (surat tanda registrasi) ulangan dengan kewajiban mengeluarkan sejumlah rupiah yang tidak kecil. Hitungan saya dari hampir 100 ribu anggota IDI, berapa uang terkumpul, tapi saya dan sejawat lain tidak merasakan uang itu kembali bagi keperluan dan kepentingan anggota. 

Tidak jelas juga ke mana, dan baru tahu kemarin, tidak pernah dilakukan audit. Baru tahu juga kemarin kalau sejatinya sebagaimana perkumpulan dokter di negara lain, sebut saja American Medical Association, atau di Inggris atau di mana-mana negara, tidak wajib menjadi anggota untuk bisa mendapat izin praktik. Sifatnya sukarela. 

Juga baru tahu kemarin, kalau begitu melebar dan meluas kewenangan IDI yang bukan saja administratif, melainkan merambah ke domain akademis, yang ikut juga dalam badan Konsil Kedokteran selain badan Kolegium, yang ikut menentukan kelancaran untuk sekolah spesialis. Dua badan yang sejatinya langsung di bawah Presiden. Baru tahu juga kemarin betapa tidak mudah menjadi spesialias, ternyata di sini kendalanya. Baru tahu konon ada apa-apanya di sini. Juga dokter diaspora lulusan dari mana-mana menghadapi hambatan, bahkan bisa batal praktik di negerinya sendiri. Dr Lie Darmawan, dokter kapal terapung yang dermawan itu, yang dirindukan rakyat di pelosok untuk kasus bedah, mengalami hal miris yang sama ketika minta izin praktik di negerinya sendiri. 

Banyak cerita serupa dialami kolega, tapi semua tidak melawan. Bu Irma Chaniago anggota DPR yang kemarin ikut bicara memberikan kesan dengan gemas sekali bilang kalau para dokter Indonesia itu takut sama IDI. Takut tidak dikasih izin, atau diberi izin lanjutan. Begitu superpowernya IDI, yang selama ini saya hanya menaruh curiga, kini terkuak juga. Kesimpulan kemarin, oleh karena banyak yang tidak wajar, yang janggal, yang melebarkan kewenangannya, termasuk IDI merestui iklan-iklan perusahaan, yang dalam Sumpah Dokter kami tidak boleh beriklan, IDI malah melakukannya. 

Bersyukur ada sejawat-sejawat yang berpikir lurus, menegakkan kebenaran bagaimana seharusnya organisasi IDI selayaknya. Sejawat yang risau dan gelisah ini lalu mendirikan PDSI Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia. Memilih perkumpulan karena ketentuan hukumnya tidak boleh Ikatan, maka kalau IDI masih ingin tetap hadir, perlu berubah menjadi PIDI. 

Hal lain yang bikin lapang semua sejawat dokter, bahwa ketentuan harus memperoleh rekomendasi IDI agar bisa mendapat izin praktik, dinyatakan oleh pelurus penengak kebenaran PDSI, aturan itu tidak diperlukan lagi. Mengapa? Oleh karena yang berhak memberikan izin praktik itu pihak pemerintah yang diwakili oleh Dinas Kesehatan, bukan IDI. Ada atau tidak rekomendasi IDI, izin praktik boleh tetap berlaku. Catatan Dr Judil Herry, dokter senior, yang juga cemas terhadap IDI yang semakin garang, memberi komentar tidak ada perkumpulan dokter di dunia yang menarik iuran. 

Saya pribadi sudah sejak pensiun tidak memperpanjang keanggotaan IDI karena masih bertanya untuk apa dan ke mana uang iuran saya, rasanya janggal. Masyarakat Indonesia perlu menaruh apresiasi dan bersyukur ke depan nanti para sejawat dokter tidak perlu cemas, takut, dan dibuat tidak tenang berpraktik hanya lantaran soal ribetnya izin praktik. Demikian pula halnya diaspora dokter lulusan luar bisa lebih lancar tidak dipersulit diterima berpraktik di negerinya sendiri, selain untuk spesialiasi tidak menjadi rumit lagi. 

Kita rindu profesi dokter kita praktik lebih tenang, lebih sejahtera, lebih dipermudah, karena masyarakat kita, rakyat Indonesia, masih perlu dibela untuk hidup lebih sehatnya.

Dr HANDRAWAN NADESUL

Pemilu dan Serigala: Sebuah Kaleidoskop


Pemilu dan Serigala: Sebuah Kaleidoskop

Oleh: Andre Vincent Wenas

Kita sudah “berpengalaman” dengan 12 kali pemilu selama kurun waktu 64 tahun (1955 – 2019). Cukupkah itu untuk “mendewasakan” kita sebagai “insan politik”? 

Akankah di pemilu 2024 nanti kita akan “cukup matang” dalam menentukan pilihan? Yaitu untuk memilih Capres-Cawapres, Caleg (DPR-RI, DPD-RI, DPRD Prov., DPRD Kab/Kota), dan Kepala Daerah plus wakilnya di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

Memilih secara “dewasa” dan “matang” dengan mudah kita artikan sebagai memilih secara rasional. Dengan melepas anasir-anasir fanatisme, primordialisme, maupun isme-isme lain yang berpotensi menyempitkan pandangan obyektif kita.

Sedangkan arti “insan politik” dimaknai seperti yang dimaksud oleh Aristoteles, bahwa manusia itu sejatinya adalah “zoon politicon” (makhluk sosial). Zoon (makhluk, atau “hewan”) yang “politicon” (bermasyarakat). Kodrat hidupnya bersosialisasi, berinteraksi satu sama lain.

Catatannya, walau Adam Smith mengatakan Homo Homini Socius, manusia adalah sahabat bagi sesamanya, namun ia juga memandang manusia itu sebagai Homo Economicus. Makhluk ekonomi, lantaran  kecenderungannya yang tak pernah puas. Maka ia selalu berupaya memenuhi kebutuhan (serta keinginannya). Akibatnya, secara natural, dalam segala upaya serta interaksi sosial itu terjadilah: kompetisi! 

Sedangkan Thomas Hobbes “terang-terangan” memandang bahwa manusia itu kecenderungannya adalah jadi serigala (musuh) bagi manusia lainnya (Homo Homini Lupus). Jadi bagaimana ini?

Konsekuensinya, demi menjamin “rasa aman” dalam kehidupan bersama, di dalam suatu tatanan sosial mesti ada aturan (norma) yang disepakati. Semacam “kontrak sosial” yang mengikat kita untuk menjamin kehidupan sosial yang harmonis (taat hukum). 

Memang ada semacam paradoks, dimana segala aturan hukum (norma) itu jadi “mengikat” kita, namun justru dalam ikatan hukum itulah kita serentak “dibebaskan” dari bahaya saling memangsa laksana serigala tadi. Manusia jadi “bebas” berinteraksi dengan aman, lantaran “terikat” oleh norma (aturan). Paradoksal.

Kembali ke kaleidoskop pemilu. Pengalaman pemilu 12 kali itu terjadi pada tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009, 2014, dan 2019. Masa 1945 sampai 1954 tak ada pemilu. Dan masa 1956 sampai 1970 juga tak ada pemilu untuk presiden dan wakil presiden. Sedangkan masa pemilu 1970 sampai 1997 adalah pemilu orde baru (orba), dimana kita semua bisa tahu pemenang pemilu bahkan sebelum pemilu itu diselenggarakan! Sejarah yang aneh tapi nyata. 

Tahun 1998 adalah tahun reformasi, rejim korup Soeharto jatuh, digantikan oleh B.J. Habibie (21 Mei 1998) yang kemudian menyelenggarakan pemilu pertama pasca Orba pada 7 Juni 1999. Ada 48 parpol peserta pemilu. 

Saat itu PDIP memperoleh suara terbanyak, namun terjadi sengkarut politik di tingkat elit, dan MPR masih berkuasa untuk memilih presiden. Pada 20 Oktober 1999 dilantiklah Gus Dur (representasi PKB) sebagai presiden dan Megawati Soekarnoputri (representasi PDIP) sebagai wapresnya. 

Lima besar kursi DPR hasil pemilu 1999 adalah: PDIP (153 kursi), Golkar (120), PPP (58), PKB (51), dan PAN (34). Ketua MPR-nya Amien Rais (PAN) dan Ketua DPR-nya Akbar Tanjung (Golkar). Tabiat serigala sangat tercermin dalam konstelasi sengkarut elit politik saat itu.

Notasi, di masa kepresidean Gus Dur terjadi 2 kali amandemen UUD 1945. Amandemen pertama dalam SU-MPR Oktober 1999, fokusnya membatasi kekuasaan serta masa jabatan presiden. Amandemen kedua dalam SU-MPR Agustus 2000, terkait wewenang serta posisi pemerintah daerah, peran dan fungsi DPR, serta penambahan mengenai hak asasi manusia. 

Namun sengkarut politik elit pasca-orba dan pasca-reformasi itu terus berlanjut. Dikiranya Gus Dur bisa diatur-atur oleh sementara oligarki, ternyata perkiraannya salah total. Maka diinisiasi upaya “menjerat Gus Dur” lewat apa yang dikenal sebagai “operasi semut merah”. Singkat cerita, Gus Dur “dimakzulkan” lewat konspirasi-jahat (operasi semut merah itu) yang diskenariokan seolah-olah konstitusional. Sampai akhirnya pada 23 Juli 2021 kepemimpinan nasional beralih ke Megawati Soekarnoputri. 

Di masa Megawati ini juga dilakukan dua kali amandemen UUD 1945. Dalam SU-MPR November 2001 dilakukan amandemen ketiga mengenai Bentuk dan Kedaulatan Negara, Kewenangan MPR, Kepresidenan, Pemakzulan, Keuangan Negara, Kekuasaan Kehakiman. Lalu dalam SU-MPR Agustus 2002 amandemen keempat yang meliputi perubahan dalam bidang pendidikan, perekonomian, aturan peralihan dan tambahan. 

Pemilu 2004 : Di area legislatif (pileg) diselenggarakan tanggal 5 April, diikuti 24 parpol, hasil saringan dari 150 parpol yang mendaftar di KPU. Hasilnya 16 parpol masuk parlemen: Golkar (127 kursi), PDIP (109), PKB (52), PPP (58), Demokrat (56), PAN (53), PKS (45), PBR (14), PDS (13), PBB (11), PPDK (4), Pelopor (3), PKPB (2), PKPI (1), PNIM (1) dan PPDI (1). Total kursi DPR-RI dalam Pileg 2004: 550 kursi.

Hasil pileg 5 April 2004 ini menentukan parpol mana yang dapat menyalonkan kandidatnya untuk pilpres 2004 pada tanggal 5 Juli. Hanya partai yang memperoleh 5% popular vote atau 3% kursi di DPR yang dapat menyalonkan kandidatnya. Kalau tidak ya mesti berkoalisi.

Pada Pemilu 2004 ini pertama kali pilpres secara langsung. Diikuti 6 paslon: 1) Gus Dur – Marwah Daud Ibrahim (dicalonkan oleh PKB), 2) Amien Rais – Siswono Yudo Husodo (PAN, PKS, PBR, PNBK, PNIM, PPDI, Sarikat, Buruh), 3) Hamzah Haz – Agum Gumelar (PPP), 4) Megawati Soekarnoputri – Hasyim Muzadi (PDIP, PDS), 5) SBY – JK (Demokrat, PBB, dan PKPI), dan 6) Wiranto – Salahuddin Wahid (Golkar, PDK, Patriot, PPNU). Dalam 2 putaran pasangan SBY – JK menang (60,62%) mengalahkan Megawati – Hasyim Muzadi. Pelantikannya pada 20 Oktober 2004. 

Pemilu 2009 : Pileg diselenggarakan 9 April 2009, diikuti 38 parpol. Hasilnya 9 parpol masuk parlemen (DPR-RI): Demokrat (148 kursi), Golkar (106), PDIP (94), PKS (57), PAN (46), PPP (38), PKB (28), Gerindra (26) dan Hanura (17). Total kursi: 560.

Di area eksekutif, pilpres 2009 diikuti 3 paslon: 1) Megawati – Prabowo (dapat 26,79% suara), 2) SBY – Boediono (60,80%), 3) JK – Wiranto (12,41%). Satu putaran, dan untuk kedua kalinya SBY dilantik pada 20 Oktober 2009. Ini era kejayaan Partai Demokrat, di DPR-RI dengan 148 kursi dan SBY menang ‘land-slide’. 

Pemilu 2014 : Di area legislatif (DPR-RI) diikuti 12 parpol, dan hasilnya 10 parpol masuk parlemen: PDIP (109 kursi), Golkar (91), Gerindra (73), Demokrat (61), PAN (49), PKB (47), PKS (40), Nasdem (35), PPP (39) dan Hanura (16). Pileg ini diselenggaran 9 April 2014. Total kursi: 560. 

Di area eksekutif, Pilpres 2014 tanggal 9 Juli, ada 2 paslon: Nomor urut 01 Prabowo Subianto – Hatta Rajasa (diusung oleh: Golkar, Gerindra, PAN, PKS, PPP, PBB. Didukung: Demokrat). Sedangkan Nomor urut 02 Jokowi – JK (diusung oleh: PDIP, PKB, Nasdem, Hanura. Didukung: PKPI). Kampanye “Salam 2 Jari” membawa kemenangan Jokowi dengan 53,15% suara. 

Pemilu 2019 : Di ranah Pileg (DPR-RI) pada 17 April 2019. Diikuti 16 parpol dengan hasil 9 parpol masuk parlemen: PDIP (128 kursi, atau 22,26%), Golkar (85 atau 14,78%), Gerindra (78, atau 13,57%), Nasdem (59 atau 10,26), PKB (58 atau 10,09%), Demokrat (54 atau 9,39%), PKS (50 atau 8,7%), PAN (44 atau 7,65%) dan PPP (19 atau 3,3%). Total kursi DPR-RI dalam Pileg 2019 adalah 575 kursi.

Di ranah eksekutif, Pilpres 2019 ada 2 paslon: Nomor urut 01 Jokowi – Maruf Amin (Diusung oleh: PDIP, Golkar, PKB, Nasdem, PPP, Hanura. Didukung oleh: PKPI, Perindo, PSI, PBB). Nomor urut 02 Prabowo – Sandi (Diusung: Gerindra, Demokrat, PAN, PKS. Didukung: Berkarya, Garuda). Kubu Indonesia-Maju berhasil memenangkan Jokowi untuk periode kedua dengan 55,5% suara. 

Di Pilpres dan Pileg 2019 ini pun masih sengit dengan bau busuk politik uang. Mulai dari isu “Jenderal Kardus” di Pilpres lantaran diisukan ada yang mengirim berkardus-kardus duit untuk beli posisi cawapres, sampai serangan fajar di hari pencoblosan. Isu agama pun belum pupus untuk digorang-goreng serta jadi bumbu penyedap makanan basi. 

Pemilu 2024 : Pilpres dan Pileg (DPR-RI, DPD-RI, DPRD Prov dan Kabupaten/Kota) sudah diagendakan KPU tanggal 14 Februari. Lalu Pilkada Serentak bulan November. Pendaftaran parpol peserta pemilu jadwalnya tanggal 1 – 7 Agustus 2022.

Peserta Pileg 2024 nanti tentunya adalah 9 parpol yang sedang duduk DPR-RI saat ini plus beberapa parpol lain yang sedang mengikuti proses verifikasi faktual. Kabarnya ada 75 parpol yang terdaftar di Kemenkumham. Namun walau terdaftar, selain yang sedang duduk di perlemen, haruslah mengikuti proses verifikasi faktual (sesuai UU Pemilu), yang syaratnya antara lain: 

Parpol berstatus badan hukum, kepengurusan di seluruh provinsi, kepengurusan di 75% kabupaten/kota. Kepengurusan di 50% kecamatan. Minimal 30% keterwakilan perempuan. Anggota minimal 1.000 orang punya KTA. Kantor tetap di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Nama parpol, lambang, dan nomor rekening dana kampanye Pemilu. 

Pemilu 2024 juga merupakan arena uji kematangan berpolitik bangsa Indonesia. Untuk menjawab apakah kita semua adalah “zoon-politicon” (insan-politik) atau makhluk sosial yang sudah matang (dewasa) dalam partisipasi politik. Taat aturan, setia pada norma yang adil.

Lewat pengalaman 12 kali pemilu, apakah kita sudah mampu untuk memilih secara rasional dan patuh pada aturan hukum. Tidak lagi berdasar fanatisme buta dan primodialisme sempit. Tidak main terabas dan curang. Akhirnya, apakah kita masih bisa dipermainkan para politisi serigala (berbulu domba) itu?  Yang memancing di air keruh dengan umpan amplop?

“A man has free choice to the extent that he is rational.” – Thomas Aquinas

Andre Vincent Wenas, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.
 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=402320528571935&id=100063819726104 

Densus Kembali Tangkap 24 Teroris, Ken Setiawan: Bibitnya Intoleransi dan Radikalisme

 Breaking News: Densus Kembali Tangkap 24 Teroris, Ken Setiawan: Bibitnya Intoleransi dan Radikalisme
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 24 orang teroris yang merupakan pendukung dari kelompok radikal, mereka melakukan Idad atau latihan persiapan serangan dan bahkan mereka juga telah mengucap sumpah setia atau baiat kepada pimpinan terorisme. 

Pendiri NII Crisis Center yang mantan aktivis kelompok radikal Ken Setiawan mengatakan bahwa bibit terorisme adalah intoleransi, merasa paling benar dan anggap orang lain salah, anti kebhinekaan. 

Bila sudah intoleransi biasanya naik level menjadi radikalisme yaitu menginginkan perubahan sosial, politik dengan cara yang drastis atau keras, dalam tahap radikalisme ini biasanya sudah takfiri, menganggap yang berbeda paham adalah kafir, bahkan bukan hanya yang beda agama saja, tapi walaupun seagama tapi belum baiat atau sumpah setia pada kelompoknya maka akan di kafirkan juga. Ujar Ken. 

Ken menyebut bahwa pemikiran intoleransi dan radikalisme saat ini justru muncul ditempat ibadah, tokoh tokoh yang menyampaikan juga cenderung dibiarkan. 

Salah satu ujaran intoleransi yang banyak muncul ditempat ibadah dan cukup masih adalah larangan agar masyarakat jangan ikuti ulama, kyai yang mendukung pemerintah. 

Banyak masjid dalam kotbahnya menyerukan agar masyarakat menjauhi ulama atau kyai yang mendukung pemerintah, ini sebuah penyesatan. Tambah Ken. 

Bila negara membiarkan fenomena ini, dikhawatirkan masyarakat akan terprovokasi dan akan memunculkan sikap intoleransi dan radikalisme yang mengarah pada aksi terorisme. Tutup Ken. 

Boleh dishare/bagikan
https://kontraradikal.com/2022/05/18/breaking-news-densus-kembali-tangkap-24-teroris-ken-setiawan-bibitnya-intoleransi-dan-radikalisme/

Kalo Karena Islamophobia Semua Islam Ditolak Masuk ke Singapura

Chusnul Chotimah ke Fahri Hamzah: Kalo Karena Islamophobia Semua Islam Ditolak Masuk ke Singapura
Fajar Indonesia Network

Pegiat Media sosial, Chusnul Chotimah geram dengan pernyataan Fahri Hamzah yang mengatakan kasus Ustaz Abdul Somad (UAS), yang ditolak ke Singapura karena adanya perkembangan islamophobia.

Politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah mengatakan perkembangan islamophobia tidak hanya negara tetangga melainkan di negara sendiri.

"Ada persoalan lain yang nampak dari kasus UAS ini, yaitu berkembangnya islamophobia tidak saja di beberapa negara tetangga tetapi juga termasuk di dalam negeri," ucap Fahri hamzah dikutip dari @Fahrihamzah pada Rabu, 18 Mei 2022.

"Islamophobia dan berbagai macam kebencian kepada sesama adalah penyakit umat manusia kita hari ini," sambungnya.

Pernyataan Fahri Hamzah tersebut, langsung dikomentari oleh Chusnul Chotimah melalui akun Twitter pribadinya.

Chusnul mengatakan, jika karena perkembagan islamophobia seharusnya semua beragama Islam ditolak masuk di Singapura.

"Kalo karena islamophobia seharusnya semua yang beragama islam di tolak masuk di Singapura, tapi nyatanya tidak," ucap Chusnul dikutip melalui @ChusnulCh_ pada Rabu, 18 Mei 2022.

Chusnul pun meminta kepada Fahri Hamzah, untuk menghentikan membawa nama islam sebagai pembelaan atas keburukan nama islam.

"Mereka sama dengan kami dan negara kamu sedang berjuang melawan radikalisme, stop bawa islam untuk membela mereka yang melakukan keburukan atas nama islam," ungkapnya.

Sebagaiman diketahui,melalui akun media sosialnya, UAS membenarkan dirinya telah dideportasi oleh Imigrasi Singapura.

UAS menyebut bahwa kedatangannya ke Singapura untuk liburan bersama keluarga dan sahabatnya
JAKARTA, FIN.CO.ID- 

Reporter: Ari Nur Cahyo |

Editor: Ari Nur Cahyo |

Menyikapi kasus penolakan ASB di Singapura, ada baiknya diperhatikan hal² sbb :

 Menyikapi kasus penolakan ASB di Singapura, 
ada baiknya diperhatikan hal² sbb :

1. Hak untuk memberikan ijin masuk pada seseorang untuk masuk suatu negara , sepenuhnya adalah hak dari negara yg bersangkutan.
Ini sesuai dengan Hukum Internasional yg berlaku diseluruh negara didunia.

2. Bahwa akibat ditolak masuknya ASB ke SIN telah menimbul kan banyak reaksi dari tokoh² yg bersimpati / mendukung ASB, yg antara lain menyerukan  Pemerintah RI untuk bertindak tegas terhadap Pemerintah Singapura, sampai ke anjuran pemboikotan kunjungan WNI ke SIN.
Bahkan beberapa stasiun televisi telah menayangkan polemik ini, juga di podcast² dan di Medsos².

3. Perlu dipahami bahwa narasi² yg pernah disampaikan oleh ASB tentang ajaran agama umat Kristiani di publik Indonesia ,
yg bersifat intoleran dan cenderung melècèhkan,
telah dijadikan alasan oleh Pemerintah SIN untuk menolak ASB masuk ke SIN , 
karena dianggap membahaya kan keamanan dan ketertiban masyarakat SIN yg bersifat plural.
Sebetulnya ujaran² ASB  yg diviralkan di publik Indonesia telah menyinggung dan meresahkan komunitas² umat beragama diluar komunitas ASB di Indonesia,
namun hanya atas dasar pertimbangan agar tidak menambah keresahan situasi sosial politik di Indonesia, 
maka pimpinan² umat beragama Indonesia tidak mengajukan protes resmi atopun bereaksi keras atas pernyataan² ASB yg tidak santun yg telah menyakiti perasaan, bukan saja saudara² sebangsa dan setanah air nya,
tetapi juga umat beragama yg ada di Singapura , 
bahkan juga diseluruh dunia.

4. Bisa dipahami bila Pemerintah SIN berusaha mencegah keresahan masyarakat nya, karena kehadiran ASB di SIN.
Guna menghindari adanya perlakuan tak pantas dari masyarakat  umat beragama di SIN terhadap ASB, yg malah bisa lebih mengganggu hubungan bilateral antara SIN dengan RI,
maka kedatangan ASB di SIN ditolak.

5. Mudah²an penolakan ini dijadikan momen oleh ASB agar mawas diri dan dijadikan introspeksi diri, agar di hari² mendatang lebih ber hati² dalam berujar ke publik.
Karena begitulah hukum karma, sekali menyakiti hati orang lain, tidak tertutup kemungkinan dilain waktu, hatinya juga akan disakiti oleh orang lain.

6. Demikian pula,  mudah²an penolakan ini , makin mendewasa kan pengikut² ASB, sehingga dapat mengurangi reaksi berlebih terhadap Pemerintah SIN,
karena kepentingan kesejahteraan rakyat dan negara Indonesia , yg didapat dari keuntungan hubungan bilateral SIN -  RI , 
jauh lebih penting dari sekedar dukungan emosional pada ASB.

Demikian pendapat ,
tolong masukan dari teman² yg lain.
Terima kasih. 🙏🏻 
RP.

JAKSA AGUNG BORGOL MAKELAR TAIPAN

 JAKSA AGUNG BORGOL MAKELAR TAIPAN 
Ngopi (Ngobrolin Opini)

Lin Che Wei adalah penasehat keuangan untuk Budi Sampoerna, dan dia yang mewakili sebuah perusahaan sekuritas di Singapora. Lin Che Wei beberapa kali lolos dari permasalahan hukum di Indonesia, bahkan namanya sempat disebut pada kasus bailout Bank Century di era kepemimpinan SBY tapi tetap saja lolos dari jeratan hukum.

Lin Che Wei, berperan untuk mengkoneksikan para pengusaha kakap yang menguasai sektor industri dari hulu ke hilir ke pemerintah berkaitan dengan kebijakan ekspor. Kegiatan ini berlangsung sangat lama dari satu Menko Perekonomian yang satu, ke Menko Perekonomian yang lainnya.

Perlu diketahui bersama, Kejagung menetapkan Lin Che Wei sebagai tersangka baru perkara korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil (CPO) atau bahan baku minyak goreng. Dia diduga bersama-sama Indrasari Wisnu Wardhana telah mengondisikan perusahaan yang akan mendapatkan izin ekspor CPO dan turunannya.

Dari sini kita bisa membayangkan bagaimana kedekatan dia dengan kekuasaan, sehingga dia bisa menjadi mesin ATM penguasa dan pengusaha.

Saya punya dugaan kuat, bahwa Lin Che Wei dipakai banyak kelompok pengusaha dan kelompok kepentingan untuk menjalankan bisnis "hanky panky",  antara kebijakan negara yang dikonesikan dengan dunia bisnis para taipan republik ini, dan dia sering membantu proses pendanaan para taipan dalam mengembangkan dan membesarkan bisnis mereka. 

Saat ini perjalanan bisnis haram Lin Che Wei berhenti di tangan Jaksa Agung ST Burhanuddin, dia sekarang dihadapkan oleh kasus hukum dan sudah ditetapkan tersangka oleh Kejaksaan RI yang akan membawa dia kedalam penjara.

Jika saat ini Lin Che Wei kepentok kasus hukum dan menjadi tersangka, maka yang hebat adalah Kejaksaan Agung. Karena dapat dipastikan Kejaksaan Agung tidak mau mendengar semua tekanan-tekanan dan godaan-godaan dari kelompoknya Lin Che Wei.

Saya berharap, para Jaksa Penyidik bisa membuka mulut Lin Che Wei untuk membuka siapa saja yang terlibat. 

Saya yakin, akan banyak data dan fakta yang didapatkan Kejaksaan Agung untuk membongkar semua peristiwa kejahatannya yang merugikan negara yang melibatkan penguasa dan pengusaha. Sekaligus membongkar siapa pemgambil keuntungan dan dalam bentuk apa ‘hanky panky’ itu di bungkus termasuk dimana disimpan.

Salam sehat,
Rouli Rajagukguk


#BravoKejaksaanAgungRI
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=391838616288435&id=100063868984083&sfnsn=wiwspmo
https://twitter.com/rouli_rajagkgk/status/1527144000343646208?t=UyAZI-lB5yJxMR4iPCz_lw&s=19
https://www.instagram.com/p/CdueGg4Pqi0/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Giliran Sandiaga Uno Bela Somad, Cari Simpati ?

 Giliran Sandiaga Uno Bela Somad, Cari Simpati ?

Papa Dimas . May 19, 2022

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno menanggapi informasi, terkait diusirnya Ustadz Abdul Somad yang akan berlibur oleh pihak Singapura.

Ia pun bersama tim berupaya untuk mencari tahu penyebabnya, yakni dengan menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Singapura.

"Begitu saya mendapatkan berita ini, saya langsung mengumpulkan beberapa informasi serta mendapatkan kronologi dan saya konfirmasi ke pihak KBRI di Singapura. Pihak KBRI kini melakukan pengecekan dan dari laporan Pak Dubes ada beberapa informasi yang sedang didapatkan oleh Imigrasi Singapura", ujar Sandiaga Uno dikutip dari laman okezone.com.

Lebih lanjut, Sandiaga meminta agar tidak berprasangka terlebih dahulu dan memastikan informasi yang benar secara menyeluruh.

Ini disebabkan, Ustadz Abdul Somad merupakan ulama yang sangat dihormati, serta turut menjadi penggerak ekonomi kreatif yang juga kerap membantu mempromosikan destinasi wisata berbasis wisata religi.

"UAS ini kan ulama yang juga menjadi penggerak ekonomi kreatif, dan ikut membantu kami mempromosikan beberapa destinasi wisata berbasis wisata religi. Beliaulah ulama yang kami muliakan juga dan kami sangat hormati. Oleh karena itu, mari untuk tidak berprasangka dulu, kita dapatkan informasi secara menyeluruh,” katanya.

"Saya baru saja kembali dari sana dan jumlah wisatawan Singapura sekarang menduduki nomor dua tertinggi di Indonesia, dan dengan pembukaan Batam-Bintan ini. Harapannya kita juga akan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara itu, melalui Singapura," tambah Sandi.

Nggak usah lebay Maszeh, Abdul Somad cuma warga negara biasa yang ingin liburan ke Singapura. Apalagi kabarnya dia mau merayakan ulang tahunnya yang ke 45 di sana. Sebab berdasarkan informasi rekan-rekan penulis di seword.com, hasil penelusuran dari laman Wikipedia, Abdul Somad lahir pada tanggal 18 Mei 1977.

Ia ke Singapura nggak mewakili siapapun. Bukan sebagai pejabat negara, memenuhi undangan berdakwah, bukan delegasi golongan mana pun, apalagi sebagai representasi umat islam di Indonesia. Jadi biasa aja lah. Apalagi sampai menyebut bahwa Abdul Somad adalah ulama yang dihormati segala. Masih banyak ulama bener dan dihormati di negeri ini, yang nggak masuk daftar blacklist negara lain.

Kita semua sudah tahu apa alasan imigrasi Singapura menolak Abdul Somad dengan alasan Not to Land Notice. Karena banyak dakwahnya yang mendukung bom bunuh diri, serta menghina penganut agama lain, yang berpotensi memicu perpecahan dan konflik horizontal.

Lagipula dengan alasan itu, nggak cuma Abdul Somad yang ditolak masuk Singapura, bahkan ada seorang pendeta yang dikenal Radikal dan sering menghina penganut agama Islam juga ditolak masuk ke Singapura pada 2018 lalu.

Bahkan ribuan warga negara indonesia lainnya juga banyak yang ditolak masuk ke Singapura maupun negara lain dengan berbagai macam alasan. Bisa jadi negara kita juga melakukan hal yang sama, menolak ribuan WNA yang akan masuk ke negara kita karena alasan tertentu.

Hal ini wajar dan menjadi hak tuan rumah untuk menentukan tamu mana, siapa saja yang boleh masuk atau tidak ke wilayah tuan rumah. Jadi nggak perlu dibesar-besarkan, apalagi sampai meminta klarifikasi dari Singapura.

Gitu lho Maszeh.

Atau Sandiaga Uno sengaja mencari simpati pada pemuja dan pendukung Abdul Somad, supaya terlihat bahwa dia pro terhadap ulama tampan itu. Tujuannya ya cuma satu. Untuk meraup suara dan dukungan dari kelompok mereka. Kita semua juga tahu kalau Sandiaga Uno ngebet banget nyapres, meskipun sampai detik ini belum ada satupun partai ataupun koalisi partai yang mau mengusungnya.

Apalagi kita semua juga tahu kalau Sandiaga Uno memiliki kecenderungan menggandeng kelompok mereka yang memiliki ideologi pro khilafah. Bahkan di banyak acara Kementerian Pariwisata, ia bekerjasama dengan para seleb hijrah macam Arie Untung, Teuku Wisnu dan teman-teman sejenisnya.

Jadi sudah jelas ya maksud dan tujuan Sandiaga Uno membela Abdul Somad. Kita nggak bodoh kok untuk menebak kemana arahnya, apa maksudnya, apa tujuannya. Cuma pendukung dan pemuja Abdul Somad aja yang bego mau dibodohi, seolah-olah para politisi membela junjungannya. Padahal mereka cuma memanfaatkan momen ini sebagai ajang mendulang dukungan dan suara dari mereka yang jumlahnya nggak seberapa itu.

Setuju?

Begitulah kura kura.

https://travel.okezone.com/read/2022/05/18/406/2595801/uas-dideportasi-saat-liburan-ke-singapura-sandiaga-uno-turun-tangan-sampai-bilang-begini
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India