Jumat, 21 Januari 2022

KILAS BALIK 4 TAHUN YANG LALU.

 KILAS BALIK 4 TAHUN YANG LALU.


Sekaligus Sebagai Perbandingan Presiden Republik Indoneaia Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat Trump

Kala itu Tepat nya pada hari Jum'at 2 Desember 2016.
Hari yang sangat di banggakan oleh Umat 212 beserta para kroninya sebagai hari paling indah bagi mereka

Saat itu ratusan ribu masa unjuk rasa di Monas , bahkan Rijik s mengklaim bahwa jumlah para pendemo itu sebanyak 7 juta umat, seperti lautan manusia, mereka menuntut agar Gubernur Jakarta Kala itu Basuki Cahaya Purnama (AHOK)  agar dipenjara dengan tuduhan menista Agama. 
Namun di balik itu semua tersusun rencana untuk kudeta merayap menggulingkan Presiden Joko Widodo.

Kita semua tau bahwa Istana Negara tidak jauh dari Monas tempat mereka menggelar aksi demo.

Di dalam ribuan pendemo itu terdiri dari semua elemen lapisan masyarakat (bahkan terus terang saja gak usah di tutupi karena sudah berlalu bahwa banyak tentara aktif ikut dalam rombongan pendemo) 
Dan semua ada rekaman wajah wajah mereka. 

Presiden Joko Widodo sekita Jam 10 pagi Bertanya kepada Komandan Paspampres yg kala itu di Jabat oleh Bapak Jendral Bambang Sus dari Korps Marinir.

" Bagaimana situasi di Monas ?

Apakah Aman untuk saya ke sana ?

"Ucap Presiden Jokowi kepada Dan Paspampres
Komandan Paspampres terkejut mendengar pernyataan Presiden Jokowi 
Dan Menjawab.

"sebaiknya  bapak Presiden tidak usah hadir menemui para pendemo dan Komndan Paspampres memberi KODE MERAH pada Presiden,  yang artinya "NEGATIVE".

Pukul 10.30 WIB pagi. 
Bapak Jokowi sudah memerintahkan Satu anggota Pasukan Paspampres yang tidak usah saya sebutkan Namanya untuk menghitung.. berapa menitkah jarak dari pagar istana untuk menuju panggung Aksi wiro sableng itu..? 

Dan Anggota Tersebut melaporkan Kepada Presiden Jokowi "Mohon izin Lapor Bapak Presiden bahwa jarak yg akan di tempuh untuk mencapai panggung 212 adalah 7 menit dengan jalan kaki, Monjin.. 
Dan Bapak Presiden Jokowi hanya manggut - manggut menerima laporan itu

Tepat Pukul 11: 30 Bapak Presiden Jokowi mengumpulkan para menteri.

Para mentri Belum tau ada apa ini di kumpulkan oleh Bapak Presiden.
Para mentripun terdiam Tapi saling lempar pandang, dan seraya beberapa saat kemudia Presiden Jokowi berkata: 

"Mari kita Bergabung dengan Para Pendemo sekaligus menunaikan sholat Jumat Bersama mereka di Monas". Serentak mereka semua hampir tidak percaya apa yang baru saja mereka dengar...keputusan yang sangat nekat dari Seorang Presiden Jokowi.

Komandan Paspamres Jendral Mar Bambang Suswantono Mtr. Han langsung coba memberi pengertian kepada Presiden Joko widodo 

" Maaf Bapak Presiden, mhi..  resikonya terlalu besar bapak jika Bapak Presiden berniat bergabung dengan Pendemo di Monas, Karena  kita tidak tau siapa - siapa saja yang berkerumun di dalam kerumunan yang besar itu Bapak mhi" tegas Dan Paspampres Nampak Kawatir di wajahnya.. 
Bapak Presiden diam saja sambil manggut manggut.. 

Lalu tiba tiba pukul 11: 40 Wib, Bapak Presiden dengan tenang bicara ...

"Ya sudah kita jalan sekarang ...ini Perintah tegas Bapak Presiden Jokowi"

Semua langsung jalan.. 
Paspampres Girab girab di buatnya.. 

Di depan Istana Bapak Jokowi berpapasan dengan Wapres JK kebetulan mau Sholat Jum'at di Masjid dekat Istana. Dan Spontan Presiden Jokowi langsung mengajak JK untuk bergabung ke Monas dan JK tidak bisa apa - apa kecuali setuju.

Saat itu hujan sangat deras mengguyur Monas pada hari Jum'at Siang 2 Desember 2016 itu. Tapi langkah Bapak Presiden Jokowi tidak surut, tetap berjalan kaki menyusuri jalanan yang penuh mengalir air hujan dengan diapit para Prajurit Setia Waspada menerobos Kerumunan massa sangat padat di Monas terutama di dekat sekeliling panggung 212.
Paspampres tak gentar langsung menerobos panggung paling depan untuk membuka jalan

Dengan kepiawaian Paspampres dengan berbaju loreng baret biru muda sangat gagah sekali mereka terlihat sangat lugas membuka jalan dan membuat pagar hidup, menerobos lautan massa 212 yang berjubel agar Presiden Jokowi bisa lewat menuju panggung.

Dari Panggung belakang Bapak Presiden di gendong Untuk naik panggung tanpa alas kaki, Saat itulah
Ketika Presiden Jokowi naik panggung terjadi Kecemasan tingkat tinggi pada semua personil Pasukan Setia Waspada.

Seluruh saluran  TV nasional dan TV international menayangkan momoen bersejarah itu.., detik - detik yang penuh bahaya itu di lalui dengan tenang oleh Presiden Republik Indonesia itu.

Bagaimana bila terjadi Jokowi di lempar sepatu atau botol air oleh massa ?

Bahkan bagaimana jika ada kelompok radikal yang tiba tiba membawa bom dan meledakan diri..  

Namun Pasukan paspampres sudah antisipasi bahwa bahan peledak dan telpon seluler didak akan berfungsi jika pasukan Setia waspada itu berada di dekat mereka karena  Paspampres membawa alat seperti tas ransel yg berfungsi menon aktifkan semua signal dan benda elektronik....


Jika bom pakai detonator maka otomaris detonator tidak berfungsi, Yang paling di kawatirkan adalah bagaimana bila dengan spontan presiden Jokowi di amuk massa ?

Dan bagaimana jika Bapak Presiden Jokowi dipaksa untuk turun dari panggung oleh massa ?

Yang lebih bahaya sesampai nya Jokowi di panggung, tenyata tidak ada tangga untuk menuju kepanggum tersebut, dan itu tidak mungkin harus putar balik menuju depan panggung.

Tidak Ada jalan lain selain untuk menandu Presiden Jokowi untuk naik ke atas Panggung yang cukup tinggi panggung itu.

Untung saja tubuh bapak presiden Jokowi tidak gendut dan Ternya bapak Presiden JOKOWI sendiri masih sangat gesit, cukup mudah bagi nya untuk naik ke atas Panggung dengan bantuan Paspampres.

Khas dan sangat Etitut Bapak Jokowi sebelum ke Panggung utama Bapak Presiden Jokowi melepas dulu sepatu yang dipakai nya.

Bapak Presiden mengapa di lepas pak ?

Sudah di pakai saja !

Tegas Ajudannya yang was - was bila kaki Presiden Jokowi bisa terinjak di kerumuna massa di sekeliling panggung  😭😭

"Panggung ini akan di pakai Sholat Jum'at, " balas Presiden Jokowi sambil melempar kan senyuman nya kepada sang Ajudan. 

SIIAAPPP PAK !!! ," tegas ajudan yang sangat bergetar melihat "KESAHAJAAN PEMIMPIN NYA ITU".

Ajudan nya tidak pernah terbersit dalam pikiran nya, suasana yang tegang di tengah kepungan massa ratusan ribu orang itu, Bapak Presiden Jokowi masih mengingat bahwa Kesucian tempat ibadah itu tidak boleh ternodai.

Di atas Panggung tanpa alas kaki Bapak Presiden Jokowi, dengan baju yang basah Karena terguyur hujan, Presiden Jokowi menyapa hangat para peserta Aksi demo dengan takbir.

HRS yang berdiri di samping, Menkopolhukam Wiranto terdiam, ia tak menduga Presiden Jokowi yang selalu dianggap remeh itu dan plonga plongo itu ternyata hadir dan menyapa dengan Takbir Allohu Akbar...Allohu Akbar...Allohu Akbar dengan berdiri tegar dan percaya diri.

Bapak Presiden Jokowi hanya memohon waktu 2 menit saja, tidak banyak bicara tapi bapak Jokowi cukup menenggelamkan dalam pidato yang hanya 2 menit itu.

HITUNGAN JOKOWI TERNYATA TEPAT.

"Kita tidak siap ...di sana juga tidak siap ...
Karena kita sama - sama tidak siap ya saya pikir akan baik - baik saja ", tegas Jokowi dengan suara yang sangat penuh percaya diri.

"Tidak lama setelah peristiwa aksi 212 itu, sang tokoh HRS pergi ke Arab Saudi dan sudah hampir 4 tahun tidak pulang- pulang. Karena terjerat cinta mesum bersama firza husein 

DAN BAGAIMANA DENGAN TRUMP 

Saat pendemo telah merengsek di depan Gedung Putih, beredar kabar bahwa Trump dan sang istri dilarikan ke BUNKER bawah tanah. Trump di amankan ke tempat perlindungan yang paling aman di dunia ini. Bunker yang tahan dari ledakan.

Seperti nya Trump yang suka mengancam di Twitter itu malah ketakutan sama rakyat nya sendiri.

Jauh beda Nyali Presiden yang katanya Negara yang super power itu, bila dibandingkan dengan Nyali Presiden Jokowi yang kurus Cungkring dan banyak diam itu.

Sehat selalu Bapak Presiden Jokowi.
Indonesia sangat membutuhkan kehadiran mu saat ini...


#LAWANCOVID19

#LawanHoax

#StopHoax


🎙️🎙️🎙️☕✍🏻👌🏻🤝🏻👍🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻💪🏻✊🏻✊🏻✊🏻🇮🇩🇮🇩🇮🇩👏🏻🥳😍❤😎😷😊

Selasa, 18 Januari 2022

Miris! 3 Kepala Daerah Alumni Monaslimin 212 dan 411 Tersandung Kasus Korupsi

 
Miris! 3 Kepala Daerah Alumni Monaslimin 212 dan 411 Tersandung Kasus Korupsi

Fery Padli
Jan 15, 2022

Dalam sebuah artikel di Seword, penulis pernah mengatakan yang ikut aksi 212 dan 411 kala itu ada 3 kelompok.

Pertama, kelompok yang benar-benar meyakini bahwa Ahok telah menista agama lantaran terprovokasi oleh pernyataan Buni Yani "dibohongi surat Al Maidah".

Kedua, kelompok yang yakin banget kalau Ahok itu tidak menista agama. Tapi mereka coba memanfaatkan postingan Buni Yani untuk menjatuhkan mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

Kita perhatikan saja peserta yang hadir di demo 212 dan 411 waktu itu, banyak banget politisi. Padahal sebelumnya mereka gak religius-religius amat. Kok ujug-ujug ikut aksi bela Islam?

Dan setelah ditelusuri, ternyata mereka adalah kader partai yang mengusung lawan Ahok di Pilgub DKI 2017 yakni AHY serta Anies.

Dengan kata lain mereka-mereka ini menjual agama demi Cagub yang didukungnya menang.
Hal ini yang turut menguatkan pernyataan Buni Yani pada 2014 silam bahwa 'jual agama itu paling gampang, maklum rakyat masih bego-bego. Gampang ditipu'.

Ketiga, kelompok yang punya visi lebih besar lagi, yakni mereka yang berusaha menjatuhkan Presiden Jokowi lewat kasus Ahok.
Kita perhatikan saja pernyataan-pernyataan peserta aksi. Tidak jarang mereka menyeret nama Jokowi.
Padahal orang nomor satu di Indonesia itu gak ada hubungannya sama sekali dengan kasus Ahok.

Ibarat Rizieq tersandung chat seks. Masa Menteri Agama yang disalahkan? Kan jaga sembung bawa golok alias gak nyambung Lu tong.

Kelompok ketiga ini ada juga yang terlibat secara tidak langsung seperti menjadi donatur.
Dan mereka juga terbagi menjadi dua regu yakni orang-orang yang merasa dirugikan oleh kebjakan Jokowi serta orang-orang yang ingin berkuasa lewat jalur inkonstitusional.

"Kalau di Pemilu kita gak mampu menyaingi mantan walikota solo itu, jatuhkan dia di tengah jalan dan rebut kekuasaan darinya", kura-kura begitu yang ada di benak kelompok ini.
Dan sekarang justru yang lagi meroket adalah kelompok kedua yakni orang-orang yang coba memanfaatkan agama lewat unggahan Buni tersebut.

Terbukti mereka sebenarnya tidak benar-benar bela agama, tapi bela kepentingan kelompoknya.
Lantas, apa buktinya?
Masa bela agama tapi korupsi?
Kan gak lucu. Hehehe
Tidak tanggung-tanggung, tiga orang sekaligus kepala daerah Alumni 212 dan 411 tersebut yang ternyata koruptor kelas kakap.

Siapa sajakah mereka?
Berikut penulis coba paparkan.

1. Zumi Zola

Politisi muda ini bisa dibilang cukup beruntung. Pasalnya hidupnya lancar-lancar saja.
Pertama, ia terlahir dari keluarga yang berkecukupan. Bapaknya, Zulkifli Nurdin merupakan pengusaha dan juga mantan Gubernur Jambi.
Kedua, masa remajanya banyak dihabiskan dengan menjadi aktor dengan membintangi beberapa film di Indonesia.
Banyak lho orang yang pengen jadi artis tapi tidak kesampaian. Sementara Zumi mendapatkan itu.
Ketiga, pasca pensiun dari artis ia terjun ke dunia politik. Dan dua kali ikut Pilkada (Pilbup TanjabTim dan Pilgub Jambi) selalu menang.
Masih muda sudah jadi bupati dan gubernur. Siapa coba yang tidak mau?
Tapi karir politiknya itu hancur seketika pasca ia tersandung kasus korupsi pada 2018 silam.
Saat ini Zumi tengah meringkuk di ruang tahanan menghabiskan sisa waktu vonis yang diberikan hakim yakni 6 tahun penjara.
Kala itu ia ikut aksi 212 di Kota Jambi. Saat orasi dengan pedenya Zumi mengatakan,
"Tentu kita sebagai umat muslim, sebagai umat Islam, ketika agama kita diserang, ketika agama kita dicoba untuk dinodai oleh pihak-pihak tertentu, wajib hukumnya kita untuk membela,"
Padahal membela Islam itu sebenarnya cukup gampang. Dengan tidak korupsi saja kita sudah bisa disebut membela agama Allah.

2. Zainudin Hasan

Sama seperti besannya Amien Rais, Zulkifli Hasan ternyata cukup piawai membangun dinasti. Kalau Amien yang diajaknya bergabung ke PAN adalah anak-anaknya, sementara Zulkifli Hasan saudara-saudaranya.
Terhitung ada 4 saudaranya yang ditunjuk menjadi pengurus PAN. Uniknya, 3 diantaranya pernah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi. Dan salah seorangnya adalah Zainudin Hasan.
Si Zainudin ini sebelumnya menjabat sebagai Bupati Lampung Selatan hingga 2021. Tapi karena korupsi, ia hanya menjadi Bupati sampai 2018 saja.
Pada 2016 silam ia bela-belain datang ke Jakarta dan meninggalkan tugasnya sebagai Bupati demi untuk ikut aksi 212 di Monas.
Dua tahun kemudian kedoknya terbongkar. Gayanya saja pakai baju putih-putih, ternyata koruptor juga.

3. Abdul Gafur Mas'ud

Persis seperti Zumi Zola, ia juga politisi muda. Abdul Gafur dipercaya oleh masyarakat untuk menjadi Bupati Kabupaten Penajam Paser Utara periode 2018-2023. Tapi masa jabatan itu sepertinya tidak akan dia selesaikan.
Karena saat ini ia tengah meringkuk di ruang tahanan KPK. Gafur terlibat dalam praktek suap terkait kegiatan pekerjaan pengadaan barang dan jasa di Penajem Paser Utara.
Karena korupsi itu juga ia diskakmat oleh Abu Janda dengan mengatakan "Bupati Penajam Abdul Gafur Mas'ud yang dulu teriak TAKBIR di aksi 'bela Islam' 411 212, ditangkap KPK".
Hahaha
Itu baru sebagian lho alumni Monaslimin yang tersandung kasun hukum.

Masih banyak lagi yang lain.
Ada yang tersandung kasus chat asausila, ngegebukin anak dibawah umur hingga kasus narkoba seperti Rio Reifan.

Lantas, kader partai apakah si Abdul Gafur tersebut?

Kader partai apa lagi kalau bukan yang 'katakan tidak pada (HAL) korupsi'
https://seword.com/umum/miris-3-kepala-daerah-alumni-monaslimin-212-dan-6yhEQBoD0D

Masalah kita banyak.

 Masalah kita banyak.

Kemarin saya undang teman makan siang. Mereka semua pejabat. Setelah bicara bisnis untuk mencerahkan mereka tentang VISI logistik dalam pembangunan nasional. Saya ngobrol santai. 

“ Keliatannya oposisi pakai strategi baru menyerang. Memframing rezim ini korup. Mereka sengaja kirim sinyal itu kepada rakyat lewat laporan ke KPK. Ahok , Eric, dan Anak jokowi dilaporin. Soal benar atau engga. Engga penting. Yang penting viral. Entar kalau dikasuskan karena pasal fitnah atau mencemarkan nama baik, ya Framing berikutnya masuk.  Pemerintah anti demokrasi. Ini akan mengegelinding terus. Kalau anti demokrasi, ya otomatis juga anti HAM“ Kata teman.

“ Keliatanya, islam fundamental engga laki seksi untuk anti pemerintah. Mereka gunakan issue korupsi“ Kata teman satunya lagi.

“ Padahal faktanya, oang orangnya sama saja. Itu itu aja yang bikin ribut, .” Kata mereka tertawa.

“ Singkatnya,  taktik mereka hancurkan  image personal  orang yang dianggap potensi sebagai capres 2024. Lucunya dari capres mereka sendiri engga di-laporkan. Tetapi Anies selalu di-framing orang yang dizolimin dan di bully. Prabowo orang yang bersih dan sukses sebagai menteri. Sandi juga dibilang orang hebat.” Katanya.

“ Sebenarnya mereka kesel aja karena permintaan perubahan aturan Presiden Threshold ditolak. Mereka anggap kita tidak peduli akan nasip bangsa yang membutuhkan kader terbaik sebagai pemimpin bangsa. Padahal yang menentukan baik atau tidak ya rakyat. Dan rakyat itu diwakili oleh partai. Lah kalau partai baru berdiri atau suara dibawah satu digit merasa punya calon presiden hebat. Ya lucu aja. “Kata mereka.

“ Masalah kita” Kata saya ikut nimbrung” Itukan karena anda anda semua di elit menciptakan cluster komunikasi politik. Padahal dalam UUD kita yang sistem presidentil, tidak ada istilah oposisi. Dalam konteks Pancasila, kita semua bersaudara dalam sekat perbedaan agama, idiologi dan etnis. Ya seharusnya duduk bersama menyelesaikan bangsa ini dan tak perlu sampai muncul ke permukaan. Yang membuat rakyat terpolarisasi.” Lanjut saya. Mereka tersenyum.

" Masalah bangsa kita banyak sekali. PR Jokowi itu banyak sekali. Negeri ini by design tidak dibangun dengan dasar riset. Nah Pak JOkowi udah tunjuk IBu Mega melaksanakan Visi riset dan inovasi untuk rakyat.  Ayo focus kesana. Ingat loh kita sangat ketinggalan dalam hal riset. Sampai sekarang kita belum mandiri dalam industri downstream SDA. Itu kan konyol. Padahal sudah lebih setengah abad kita merdeka. Akibatnya value added SDA kita negara lain nikmati. Dan kita masih terus bahas issue omong kosong dan remeh remeh.

Kita masih terjebak dengan rente ekonomi yang membuat negara ini tidak efisien dalam semua programnya. Nah Pak Jokowi sudah rampungkan hambatannya dalam bentuk UU Cipta kerja. Tetapi mudah banget digugat oleh rakyat. Kalian engga jaga itu dengan baik. Seperti mempermainkan agenda presiden, agenda rakyat. Gimana sih. Akibatnya kita kembali terjebak dalam ekonomi rente. Sementara hutang terus bertambah.

Dalam hal penegakan hukum, kalian saling sandera. Gimana kita bisa jadi negara hukum yang punya rasa hormat dan martabat di hadapan negara lain. Kalau memang Anies itu salah, ya tuntaskan kasusnya. Kalau terbukti bersih, ya umumkan. Kalau terbukti salah, penjarakan. Jangan digantung terus. Kalau memang Ahok itu kasusnya sudah selesai, ya umumkan oleh KPK. Jangan digantung terus sama seperti kasus Ganjar. Kalau memang ada kasus mafia alutsista, ya usut Prabowo. Jangan biarkan dibuat ngambang.  Adilah dari sejak dalam pikiran.” Kata saya.

“ Ya sulit lah. Ini kan politik, Mana pula polos polosan. “ Kata mereka. “ Medan politik kan medan perang. To be or not to be “

‘ Dan akhirnya kalian yang menimbulkan tumpukan bangkai. Sementara burung pemakan bangkai yang pesta. Pengusaha rente juga yang menikmati.  Kan konyol banget” Kata saya tersenyum. Usai makan siang dengan mereka saya  pergi ke spa sama teman teman.

Jumat, 17 Desember 2021

Mengapa Anies Tidak Tersentuh KPK, Ini Mungkin Paling Tepat Judul Tulisan Ini.

*Mengapa Anies Tidak Tersentuh KPK*, 
Ini Mungkin Paling Tepat Judul Tulisan Ini.
Coba Anda Baca Artikel Di bawah ini :
👇👇👇👇

*Benang Merah Antara Munarman, Firli dan Anies yang Tak Tersentuh KPK*

Benang merah semakin lama semakin terkuak dan semakin bisa diuraikan dengan jelas. Firli, Anies, Munarman, 212, PT 0% kayak DP 0% yang omong kosong, kemudian bisa ditarik ke Caplin. Hmmm. Menarik.

Ketua KPK sebelum Firli dulu pendukung Anies, dan digantikan dengan Firli yang adalah sosok yang menurut Munarman diidolakan oleh kaum 212 di tahun 2016 saat mereka mau memenjarakan Ahok. Dari pengakuan desperate Munarman, saya mencoba mengurai benang merah yang kusut. Begini…

Benang kusut itu mulai terbuka satu per satu. Simpul-simpul mati sudah mulai terurai. Firli pernah satu mobil komando dengan terduga teroris Munarman saat tahun 2016 silam. Firli saat itu menjadi orang yang didukung oleh kaum 212 dan jadi panutan. Maka ada hubungan dengan Anies.

212 adalah sebuah aksi yang benar-benar jelas banget ingin memenjarakan Ahok dan memenangkan Anies Baswedan. Anies saat itu didukung oleh kaum radikalis. Saat itu Firli naik ke atas mobil komando bersama Munarman yang sekarang ditangkap Densus 88 anti teroris dan yang berpotensi dihukum mati.

Kalau bicara satu mobil komando dengan Munarman, kita melihat bagaimana Firli ini terikat dengan mereka. Setidaknya ada hubungan emosional. Bisa saja Firli berdalih saat itu bahwa saat ia menjadi polisi, dia ingin menenangkan. Tapi pengakuan Munarman jauh lebih mengejutkan.

Munarman mengatakan bahwa Firli adalah sosok panutan. Kalau bicara sosok panutan, artinya Firli ada di hati mereka. Nggak tahu apakah mereka ada di hati Firli. Tapi sekarang Munarman sudah membuka mulutnya soal kedekatannya dengan Firli.

Seharusnya Firli bisa memberikan klarifikasi kepada publik, agar bola panas yang dilemparkan oleh si tersangka teroris Munarman yang ditangkap Densus 88, bisa diperjelas. Kenapa perjelas? Karena sekarang kita tahu juga bahwa Anies ini dengan segala dugaan mark up anggaran dan penyelewengan dana, bisa-bisanya tetap aman.

Dia merasa aman di DKI, mungkin bukan karena Novel Baswedan, tapi bisa saja karena yang jadi ketua KPK adalah Firli? Bisa saja kan? Saya yakin, dengan artikel ini, opini publik bisa diarahkan bahwa selama KPK tidak mengusut kasus Anies, di sanalah ada peranan Firli. Dugaan kuat sih.

Benang merah semakin jelas, ditambah lagi karena Firli ngomongin Presidential Threshold yang sebetulnya bukan ranahnya. Dia ini ketua KPK yang harusnya bebas dari politik. Tapi kenapa dia ngebacot soal PT 0%, satu suara dengan Demokrat yang diduga juga sangat kuat berperan di 212?

Jadi sebetulnya, Firli ini punya pengaruh apa di KPK? Padahal kita tahu dulu beberapa orang seperti saya, Denny Siregar, dan berbagai penulis lainnya berharap banyak kepada Firli agar bisa membuat KPK jadi tidak berpolitik seperti si Novel Baswedan dan si Abdullah Hehamahua, Huahuahuahua.

Tapi ternyata, Firli kok bisa disebut-sebut oleh Munarman sebagai tokoh sentral di 212? Bisa jadi Munarman ingin membela diri dan menyeret Firli agar Munarman nggak terkesan jadi teroris. Tapi seharusnya, Firli memberikan klarifikasi.

Selama Firli nggak klarifikasi, selama itulah rakyat Indoneisa akan melihat bahwa Firli ini bagian dari 212. Selama Firli tidak membantah kedekatannya dengan Munarman, selama itulah dia dianggap rakyat Indonesia adalah teman baik Anies Baswedan.

Dan lebih jauh lagi, selama Firli tidak mengusut kasus anggaran janggal Anies Baswedan, selama itulah Firli diduga memberikan angin surga kepada Anies Baswedan dan ingin membuat PT 0%, sesuai dengan statement nggak nyambung dengan kapasitas nya, untuk mendukung Anies jadi presiden radikal NKRI.

Mana nih Firli? Padahal sudah jelas Anies ini main-main sama anggaran. Salah satu contohnya adalah sumur resapan, di antara banyak contoh lain. Sumur resapan kontraktornya nggak jelas, ada alamatnya ternyata warung jualan bakmi. Itu kontraktor atau koruptor? Main-main dia.

Dia main-mainkan anggaran, KPK malah sibuk urusin satu truk jeruk yang dibeli Jokowi dari orang Karo. Sungguh memalukan dan sangat menjijikkan kerjaan KPK sekarang. Ternyata yang memengaruhi KPK bukan hanya Novel Baswedan. Novel dibuang dari KPK, ternyata diganti sama orang yang pernah satu mobil komando sama si terduga teroris Munarboy. Menggelikan.

Benang merah semakin lama semakin bisa ditarik ke Caplin. Kita tunggu statement Caplin.

Begitulah caplin-caplin.
seword.com
Artikel tampan lainnya silakan disimak di sini.
https://news.detik.com/berita/d-5856119/munarman-cantumkan-foto-jokowi-firli-bahuri-saat-aksi-212-2016-di-eksepsi

Kamis, 02 Desember 2021

JENDERAL MOELDOKO MENJAWAB..

 JENDERAL MOELDOKO MENJAWAB..

China menguasai surat utang Amerika US$ 1.15 Trilyun.
Apakah otomatis Amerika dicaplok oleh China ?? Tidak

Arab investasi di China 870 Triliyun.
Apakah rakyat China terkencing-kecing merasa dijajah oleh Arab ?? Tidak

Amerika Investasi 122 Triliyun ke Singapore, apakah warga Singapore otamatis jadi antek asing ?? Tidak

Sebanyak 252.000 TKI bekerja di Taiwan.
Apakah rakyat Taiwan merasa dijajah Indonesia ?? Tidak

Jumlah TKI yang bekerja di China 81.000, sementara TKI di Hongkong 153.000, di Macau 16.000, apakah rakyat China, Hongkong dan Macau merasa di jajah oleh Indonesia ?? Tidak

TKA yang bekerja di Indonesia sebanyak 74.183 orang.
Sementara 21.271 ribu di antaranya berasal dari China, disusul Jepang dan lain-lain.
Tapi sebagian dari kita sudah terkencing-kencing merasa dijajah oleh China.

Mengapa rakyat negara-negara dimana TKI kita berkerja tersebut bisa bernalar dengan benar ??
Karena mereka bisa membedakan antara bisnis dengan kedaulatan negara.

Dunia abad XXI tidak dipetakan lagi oleh suku, ras dan agama.
Masyarakat modern sudah tidak mempermasalahkan lagi perbedaan keyakinan.
Mereka bersama-sama membangun peradaban.

Di sini tidak begitu.
Yang didahulukan hanya kebencian karena takut berkompetisi dan takut kalah dalam persaingan hidup.

Kemudian dibalut dengan pemahaman sempit dalam beragama.

Saran & input untuk rakyat tercinta Indonesia

Oleh
Jenderal Moeldoko

Minggu, 28 November 2021

Keluarga King Abdullah of Jordania

 

 
Keluarga King Abdullah of Jordania
https://arsip.topsekali.com/2021/11/keluarga-king-abdullah-of-jordania.html
Raja Abdullah II merupakan generasi keturunan langsung dari Nabi Muhammad ke-41.

E Lawrence dalam bukunya Seven Pillars of Wisdom (1926) menuliskan, keluarga kerajaan Yordania berasal dari Bani Hasyim, yang merupakan marga dari suku Quraisy.

Marga ini merujuk pada Hasyim bin Abdul Manaf sebagai silsilah yang utama. Hasyim merupakan kakek buyut dari Nabi Muhammad.

Namun, garis keturunannya sekarang ini lebih umum dikatakan sebagai keturunan langsung melalui Siti Fatimah, putri dari Nabi Muhammad. Bani Hasyim sebagai marga keluarga kerajaan yang telah memerintah Yordania sejak tahun 1920.
Arsip.Topsekali.com 
https://arsip.topsekali.com/2021/11/keluarga-king-abdullah-of-jordania.html

Jangan sebut nama Ganjar, saya Benci Banget Sama Ganjar

 Jangan sebut nama Ganjar, saya Benci Banget Sama Ganjar

https://www.kompasiana.com/alyakania77/619b1375c26b77650b5d4d53/saya-benci-ganjar-pranowo

Ganjar, Lagi-lagi Ganjar, Saya benci banget sama Gubernur Jawa Tengah itu. Setiap namanya disebut, pasti ada prestasi yang dicapainya. Lha Gubernur saya. Setiap namanya disebut, pasti ada masalah yang dibuatnya.

Saya tinggal di Jakarta. Tapi entah kenapa tetangga saya, teman kerja saya sampai teman nongkrong selalu bahas Ganjar. Kata mereka Ganjar hebat. Seorang pemimpin yang merakyat. Tiap hari dia blusukan. Menyelesaikan masalah rakyat langsung di lapangan.

Saya sih diam saja. Sambil emosi saya hanya tertawa. Bathin saya, ini Jakarta woy...kenapa bahas Ganjar? Apasih hebatnya dia?

Lama saya dengarkan obrolan mereka soal Ganjar. Kata mereka, selama pandemi hanya Ganjar kepala daerah yang kerja dengan baik. Ganjar, saya selalu aktif terjun ke lapangan. Hampir tiap hari, ia keliling ke masyarakat kota sampai desa untuk edukasi protokol kesehatan.

Masalah-masalah di rumah sakit ia tangani sendiri. Ia kerap sidak untuk melihat situasi. Kearifan lokal masyarakat tentang saling menolong didorong lewat program Jogo Tonggo. Program bantuan sosial dikawal agar tepat sasaran.

Lalu kawan-kawan saya membandingkan dengan Anies, gubernur saya. Nggak pernah ada program kerja terarah untuk penanganan pandemi di Jakarta. Ia kerap cuci tangan, dan salahkan pemerintah pusat kala pandemi tak terkendali. Tapi saat pandemi menurun dan Jakarta dianggap bagus dalam penanganannya, dia yang pertama angkat tangan. Itu karena kerja keras saya. Gitu katanya.

Saya langsung nyolot. Saya katakan ke mereka, gubernur saya itu nggak kalah hebat dari Ganjar. Tiap hari, dia juga blusukan. Bukan ke rumah sakit atau perkampungan, Anies tiap hari datang ke tempat pemakaman. Ia ingin memastikan, warganya yang mati katena Covid-19 bisa dapat tempat yang nyaman. Ini baru pemimpin revolusioner namanya, bung!. Menyiapkan makam itu kan juga penting.

Selama pandemi, kata teman saya. Ganjar mengoptimalkan anggaran di Jateng untuk penanganan. Anggaran yang nggak penting dipangkas. Sumber anggaran dari sektor lain dioptimalkan.

Tak hanya ngurus kesehatan. Sektor ekonomi juga dapat perhatian. Ganjar dengan ringan tangan bantu pemasaran UMKM. Gandeng e-commerce raksasa nasional untuk pendampingan dan pemasaran. Pelan namun pasti, ekonomi Jateng tumbuh positif lagi.

Saya bantah lagi ke mereka. Itu sih biasa. Semua kepala daerah juga melakukan itu. Keren gubernur saya dong, yang anggarannya dihambur-hamburkan untuk gelar event internasional bernama Formula E. Luar biasa bukan? Berpikir out of the box namanya.

Teman-teman saya agak jengkel juga dengan jawaban saya itu. Mereka katakan, coba kalau anggaran Formula E buat bantu UMKM dan pelaku usaha kecil. Pasti lebih manfaat. Kata mereka.

Atau anggaran itu buat memperbaiki rumah tak layak huni. Meski namanya Ibu Kota Negara, tapi di Jakarta masih banyak warga miskinnya. Mereka tinggal di kolong jembatan. Atau pemukiman kumuh yang jauh dari kata nyaman.

Kata teman-teman saya, Ganjar sudah lakukan itu. Sejak 2013 memimpin Jateng, Ganjar sudah renovasi ratusan ribu rumah  tak layak huni di Jateng. Bahkan sebentar lagi, sejuta rumah tak layak huni di Jateng diperbaiki.

Saya ketawa saja. Ngapain renovasi rumah tak layak huni. Program Anies kan kebih hebat. Dia bangunkan rumah untuk rakyat, dengan DP 0 persen. Ya meski sampai sekarang tak ada peminatnya, karena syarat penghasilan untuk menikmati program itu dinaikkan. Kan bukan salah Anies. Salah mereka saja kenapa mau miskin.

Itu kan dikorupsi, kata teman saya nyolot. KPK sudah turun, beberapa bawahan Anies sudah ditangkap dan jadi tersangka. Bisa jadi, Anies terseret ke sana. Belum lagi banyak program kerja Anies yang jadi temuan BPK. Mulai pengadaan lem aibon, pengadaan mobil pemadam kebakaran, sampai dugaan korupsi pengadaan alat rapid tes termasuk masker.

Saya mulai agak emosi juga. Tapi masa sih, gubernur saya yang hebat itu bakal jadi tersangka? Kan dia ahli silat, yang bisa menangkis setiap serangan. Paling tidak, dia jago menghindar. Pasti aman...bathin saya. Sudah banyak dugaan korupsi yang menyerang gubernur saya. Tapi karena kelincahannya, dia masih aman-aman saja. Dengan ilmunya, dia bisa bermain retorika. Dia sebut itu kelebihan bayar. Bukan korupsi lho.

Istilah keren bukan? Belum tentu Ganjar bisa membuat istilah-istilah itu.

Perdebatan beralih ke sektor pendidikan. Saya dengan bangga mengatakan, tak ada kepala daerah sehebat Anies kalau ngomong soal pendidikan. Gubernur saya itu mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Jokowi lho. Meskipun dia dipecat, tapi dia kan punya banyak pengalaman. Saya yakin, dia bisa bawa pendidikan Jakarta lebih baik lagi.

Tapi kata teman saya, tak ada program kerja yang wah di sektor pendidikan selama Anies memimpin Jakarta. Hanya biasa-biasa saja. Biasa banget malah kalau kata mereka.

Beda dengan Ganjar, yang kata mereka luar biasa. Di Jateng, Ganjar buat sekolah khusus untuk menampung anak-anak miskin. Namanya SMK Jateng. Di sekolah itu, mereka yang notabene anak kurang mampu bisa sekolah secara gratis. Dapat semua perlengkapan sekolah, tinggal di asrama plus diberi beasiswa.

Tak hanya itu. Saat mereka lulus, mereka bisa langsung bekerja. Banyak perusahaan yang sudah inden mereka. Ada yang kerja di Jepang, Jerman dan negara lainnya dengan gaji menggiurkan.

Kerjasama yang apik antara SMK Jateng dengan pelaku industri baik dalam maupun luar negeri, jadi jaminan mereka memperbaiki kehidupan. Mereka bisa dapat penghasilan dan membawa keluarga keluar dari garis kemiskinan. Keren bukan?

Lha gubernur saya, kata teman saya, boro-boro melakukan itu. Dia hanya diam saja, meski banyak pelajarnya yang saling baku hantam di jalanan. Tawuran.

Saya seruput kopi hitam yang mulai dingin. Rasanya semakin pahit karena hati saya mulai panas dengan omongan kawan-kawan saya itu. Bangsat kalian!.

Dan yang paling bikin saya esmosi adalah, saat mereka membahas soal radikalisme dan intoleransi.

Kata teman saya, Ganjar sosok yang tegas kalau soal ini. Tak ada ampun bagi siapapun di Jateng yang terafiliasi dengan ormas atau jaringan radikal. Ia bakal pecat pegawainya yang terlibat dalam gerakan-gerakan ini. Kurikulum anti radikalisme dan intoleransi dibuat. Para mantan napi terorisme digandeng untuk beri pengajaran pada masyarakat.

Lha Anies? Mana ada program itu. Justru selama ini, Anies asyik bersenggama dengan tokoh-tokoh radikalis dan ormas-ormas intoleran di Jakarta.

Saya jawab itu ya wajar saja. Gimana nggak berkawan, kan mereka juga yang membantu Anies duduk di kursi empuk gubernuran. Kelompok inilah yang membuatnya memenangkan pertandingan. Membalas kebaikan dengan kebaikan wajar saja bukan? Siapa yang nglarang Anies berkawan dengan mereka. Toh saat nyapres nanti, suara mereka bisa dimanfaatkan untuk memenangkan pertarungan. Taktik dan strategi kampanye kelompok ini sudah terbukti ampuh di pilkada 2018 lalu.

Eeh teman-teman saya malah tambah nyolot. Kata mereka, Indonesia akan hancur kalau dipimpim orang yang berafiliasi dengan kaum radikal dan ormas intoleran.

Seketika, kopi saya habiskan. Tanpa pamit, saya tinggalkan mereka yang asyik ngobrol soal Ganjar. Saya pergi, daripada nanti timbul keributan.

Ganjar. Saya makin benci sama nama itu. Gara-gara Ganjar, gubernur saya jadi tak ada harganya di kalangan rakyatnya sendiri. Dia kelihatan seperti anak kemarin sore, yang nggak bisa kerja dan nggak mudeng apa-apa. Sialan !!!

Fitria Sanjaya, terduga terorisme yang ditangkap Densus 88 Antiteror mengaku pihaknya dari Yayasan Baitul Mal Abdurrahman bin Auf

JAKARTA, KOMPAS.TV - Fitria Sanjaya, terduga terorisme yang ditangkap Densus 88 Antiteror mengaku pihaknya dari Yayasan Baitul Mal Abdurrahman bin Auf (Laz BM ABA) mampu merengkuh dana publik hingga 28 miliyar per tahun.

Dana ini untuk membiayai seluruh aktivitas yang diduga terkait dengan terorisme organisasi Jamaah Islamiyah (JI).

Dalam pengakuannya, Fitria Sanjaya yang merupakan salah satu pimpinan Yayasan BM ABA mengaku bahwa memang tidak ada audit yang dilakukan oleh organisasi maupun pihak dewan syariah di yayasan tersebut.

Fitriabjuga mengakui bahwa Farid Okbah yang ditangkap di Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu adalah salah satu  petinggi lembaga itu.

Soal keuangan ini, menurutnya, pihak Yayasan cuma melihat besaran angka yang disetor untuk organisasi.

“Pada tahun 2014 sebagai contoh, yang harus disetor ke jamaah Islamiyah (ditargetkan) 500 juta, ternyata saya mampu 50 juta, tahun selanjutnya hanya mampu 150 juta. Mereka para dewan Yayasan majelis ABA melihat kita dari hasil kuota yang disetorkan,” papar Fitria Sanjaya kepada KOMPAS TV, Jumat (26/11).

Meski begitu, kata dia, jumlah secara total dari pelbagai kotak amal dan yayasan yang terafiliasi dengan yayasan ini mencapai jumlah fantastis.

“Tapi secara keseluruhan meningkat, pernah total sampai Rp 28 miliar dalam setahun, terjadi tahun 2019. Waktu itu kami saja setor Rp 480 juta,” paparnya.

https://www.kompas.tv/article/236161/pengakuan-eksklusif-fitria-sanjaya-yayasan-amal-ji-raup-rp-28-milyar-per-tahun-biayai-organisasi?medium=headline&so=1

Sabtu, 27 November 2021

PERKAWINAN GURITA CIKEAS DENGAN GURITA CENDANA:

 PERKAWINAN GURITA CIKEAS DENGAN GURITA CENDANA:

1. Tepat pada hari HAM, 10 Des, George Aditjondro, Tokoh Reformasi, Sosiolog dan Mentor Politik telah meninggal Dunia di Palu Sulteng.

2. Meninggalnya George Junus Aditjondro ini Sontak memantik kembali ingatan Publik akan buku Fenomenal beliau.

3.  Buku berjudul “Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Kasus Bank Century" yang lahir dari Investigasi mendalam dan mencengangkan pembacanya.

4. Buku “Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Kasus Bank Century” tahun 2009 ini secara Gamblang membahas 4 Yayasan yang didirikan oleh Cikeas.

5. (a) Yayasan Puri Cikeas (b) Yayasan Kepedulian dan Kesetiakawanan (c) Majelis Dzikir SBY Nurussalam (d) Yayasan Mutumanikan Nusantara.

6. Menurut data yang ditemukan George Aditjondro,  keempat Yayasan itu dijadikan sebagai tempat Pengumpulan Dana Rente .

7. Pengumpulan Dana-dana Rente untuk kepentingan Politik Cikeas yg dihimpun dari Pengusaha Hitam.

8. George Aditjondro tunjukkan melalui pengaturan Yayasan yang seolah-olah Nirlaba,  dana yang dikumpul melalui Rente Sektor Migas.

9.  Dana yang dikumpulkan dari Tambang,  sampai dengan Dana Talangan Century dikumpulkan dalam Yayasan ini.

10. Sosok Penting yg bertugas mengumpulkan Dana ini adalah Mohammad Riza Chalid, Toni Romdoni.

11. MRC yang kemudian menyalurkannya pada orang dekat SBY seperti Purnomo Yusgiantoro, Hatta Rajasa dan Sudi Silalahi.

12. Sosok Penting Cikeas ini,  MRC ternyata juga sosok penting bagi Jaringan Cendana ketika Orde Baru masih Berkuasa.

13. Pada masa Orde Baru, Riza Chalid dikenal Dekat dengan Bambang Trihatmodjo putra Soeharto.

14. Selama bertahun-tahun MRC mengendalikan PETRAL, anak usaha PT Pertamina.

15.  Setelah Cendana berakhir, dengan Cerdik Riza Chalid beralih ke Cikeas dan Bangun Kemitraan dengan Hatta Rajasa.

16.  George Aditjondro menyebutkan Riza Chalid membayar Premi kepada Keluarga Cikeas Sebesar 50 sen dollar per Barrel Minyak.

17. Hal yang membuat Direktur Pertamina saat itu,  Karen Agustiawan Gerah dan akhirnya Mundur dari Jabatannya.

18. Pada masa Cikeas ini, nama Riza Chalid bahkan Tidak berani disebut Secara Terbuka.

19. Banyak Orang yg hanya menyebutnya Tuan " R ".

20. *Setelah SBY selesai menjalani masa Presiden kedua pada tahun 2014, Riza Chalid Berafiliasi mendukung Prabowo - Hatta Radjasa.\

21. Pada saat Pemilu Presiden, Riza Chalid ikut mendanai Obor Rakyat yg menjadi Corong untuk menyerang Jokowi dengan Isu SARA.

23.  Namun Alam berkehendak lain, pasangan Prabowo - Hatta Radjasa kalah dari pasangan Jokowi - Jusuf Kalla.

24.  Naiknya Jokowi Timbulkan masalah bagi Riza Chalid dan Gurita Cikeas,  banyak kebijakan yang dibuat Jokowi buat Gurita Cikeas terpotong.

25. Salah satunya bubarkan Petral yang disinyalir jadi Tempat Sarang Mafia Migas yang dikomandoi MRC yang juga Anak emas SBY.

26. Sebuah kebijakan yang sontak membuat SBY Kebakaran Jenggot dan marah-marah Nggak Jelas.

27. Sadar bahwa Jokowi Tidak bisa dilawan,  Riza Chalid berusaha merapat kepada Jokowi melalui Setya Novanto.

28. Namun Gerak-geriknya sudah tercium oleh Jokowi,  sehingga dengan segera dipotong dan Gagal merapat pada Kekuasaan.

29. Marah akan situasi yang tidak menguntungkan,  MRC Kabur meninggalkan Tanah air dan bersama Jaringan Cikeas ambil Kesimpulan Jokowi harus di Singkirkan.

30. Riza Chalid dan Gurita Cikeas dengan sabar memantau perkembangan Politik di Tanah air menunggu momen yang Tepat.

31. Momen yang ditunggu-tunggu akhirnya tersedia ketika perhelatan Pilkada DKI dimulai.

32.  MRC lihat ada Peluang Cendana dan Cikeas disatukan dengan manfaatkan Sentimen Anti Ahok untuk Jatuhkan Jokowi.

33. Peluang ini semakin besar, karena Cikeas semakin tersudutkan karena jejak masa lalu mulai dari Hambalang sampai Century mulai Terkuak.

34. KPK sudah mulai panggil Ibas,  si Putra Mahkota nomer dua dan ini bisa melahirkan Malapetaka bagi Cikeas.

35.  Satu-satunya jalan adalah mengamankan Politik. Inilah sebabnya Agus harus Menang.

36. Karena kemenangan itu adalah cara mengamankan Jejak Masa Lalu.

37. Riza Chalid dan Tommy Soeharto kemudian meyusun Rencana untuk menjalankan aksi mereka dengan menggunakan Firza Husein.

38. Firza Husein Ketua Yayasan Solidaritas Cendana, yang merupakan bagian dari Gurita Cikeas.

39. Firza Husein Bertugas garap/ memanfaatkan Habib Rizieq dengan Perintah kuasai DPR dan MPR dan Jatuhkan Jokowi.

40. Menyadari Gerakan seperti ini membutuhkan Dana,  maka Gurita Cendana dan Gurita Cikeas mulai kumpulkan Dana disalurkan ke Firza Husein.

41. Sebuah hal yang tidak sulit untuk dilakukan oleh Riza Chalid,  Cendana maupun Cikeas mengingat Kekayaan mereka Jelas Tidak Terbatas.

42. Karena dulu dalam kurun waktu 2 (dua) tahun saja berhasil mengumpulkan 250 Triliun.

43. Jumlah yang sangat Fantastis,  yang banyak mengalir kemana mana. Lihat saja Kekayaan Agus Yudhoyono.

44. Baru pangkat  Mayor, Agus Yudhoyono Tercatat Memiliki Kekayaan 15, 2 Milyar dan 511.332 dollar AS.

45. Riza Chalid melalui Firza Husein yang kemudian memanfaatkan Habib Rizieq lalu melakukan Serangan Terencana.

46. Dengan hanya satu tujuan yakni Ahok harus Tumbang dan sasaran utamanya Presien Jokowi di Lengserkan.

47. Kita bisa liat, kekuatan Cendana mengalirkan dana ke Firza Husein, sementara Cikeas mengalirkan dana melalui banyak pihak.

48. Mulai dari Majelis Dzikir,  tim Bentukan Andi Arief,  jaringan Cikeas yang masih terdapat di Birokrasi Pemerintahan dan TNI.

49. Bahkan Dana juga mengalir melalui H. Gde Sardjana suami Sylviana Murni  ( Cawagub Agus ) yang membiayai Rizal Kobar.

50.  Rizal Kobar dan adiknya akhirnya dipanggil Polisi atas dugaan Permufakatan jahat untuk Makar bersama Sri Bintang, dkk.

51. Siapa yang siap mendanai Cikeas dan Cendana ?  Siapa lagi kalau bukan Riza Chalid.

52. Tangannya sudah Terlanjur berminyak untuk Jatuhkan Jokowi. Uang sudah Tersedia tinggal digunakan siapapun yang ingin Jatuhkan Jokowi.

53. Mafia minyak, Gurita Cikeas, Cendana dan Habib Rizieq sungguh perpaduan yang menarik.

54. Sayang,  George Junus Aditjondro sudah meninggalkan kita. Kalau tidak dia Pasti menulis kisah yg lebih Dahsyat. Selamat Jalan Pak George.

Julianti Hilman: Sekilas ulasan di atas

Tentang Colaburasi Gurita Cendana dengan Gurita Cikeas beritanya sudah kemana-mana dan Ulasan detailnya baru pagi ini yang kami terima lebih runtut. Termasuk keterlibatan Hatta Rajasa, bukti kuat begitu Pilpress kalah dia langsung menghilang dari Percaturan Politik di tanah Air ( ada apa ? )
Gurita Cikeas juga menghimpun dana dari Pabrik Baja Terbesar kita yi PT Krakatau Stell,  di mana sahamnya di Monopoli Cikeas dengan Harga sangat murah ...

Cikeas tak lebih baik dari Cendana,  mereka semua seperti Vampir yang menghisap darah dan persendian Ekonomi Indonesia,  bahkan mengontrol Perekonomian Bangsa Indonesia,  mereka benar-benar Tidak Suka Pemerintahan yang Syah saat ini semakin kuat, mereka menginginkan Negeri ini tidak stabil agar dengan kekayaan mereka bisa menancapkan Dinasti mereka jilid dua.

Ini yang harus dipahami oleh seluruh masyarakat / Rakyat Indonesia, Pemerintahan yang syah Joko Widodo harus kuat, masyarakat / rakyat harus solid,  jangan mau dipecah belah dengan Issue Sara. Radikalisme harus disingkirkan dari Bumi Indonesia,  sehingga Pemerintahan ini bisa Concent mengejar ketertinggalan, memperbaiki Infra Strukur yang ada dari Sabang-Merauke, memperbaiki Ahlak,  Moralitas Bangsa agar menjadi Bangsa yang berbudi pekerti luhur dengan Bangsa yang siap bercatur di percaturan Dunia di segala bidang Technologi,  Ekonomi, Politik dan Budaya yang sejajar dengan Negara maju manapun di Dunia.

Dengan pemahaman, pendewasaan Politik, masyarakat yang semakin dewasa dan matang tidak bisa diadu domba dan dijadikan Kambing Congek kekuatan Gurita Cikeas diatas,  bahkan dengan Pemerintahan yang kuat atas dukungan Seluruh Rakyat,  NEGARA berhak untuk melakukan TINDAKAN HUKUM untuk menyita aset-aset mereka untuk Negara untuk mensejahterakan Seluruh Rakyat Indonesia dengan melakukan Pembuktian Terbalik.

 Semoga hal di atas bisa terwujut seperti yang tertera dalam Ramalan Jayabaya.  Saatnya Rakyat Bangkit dari tidur panjang dari Rasa Takut dan Berani untuk bersuara lantang bersatu padu untuk tegaknya Pemerintahan yang Solid,  Berwibawa, Bersih dari korupsi dan Concent untuk Pembangunan Negeri Tercinta ini untuk Indonesia Jaya.

AYO KITA BERSATU PADU DAN KITA WUJUDKAN INDONESIA JAYA🇮🇩❤ .

 ✊✊✊

 
https://t.co/ipcSDeisKM
Perkawinan Gurita Cikeas dengan Gurita Cendana
https://t.co/IWqlajcSRV

Jumat, 26 November 2021

MUI itu negara dalam negara.

 MUI itu negara dalam negara.

Soeharto itu cerdas. Ketika awal dia berkuasa. Dia tahu. Tidak mungkin ajak NU dan Muhammadiah dalam barisan nasional. Karena itu akan mengurangi kekuasaannya. Maklum kekuatan NU dan Muhammadiah pernah ikut pemilu tahun 1955, praktis kalau digabung mereka jadi pemenang pemilu. Soekarno terpaksa medeligimasi hasil Pemilu 1955 itu dengan membubarkan Konstituante dan kembali ke UUD 45. Sejak itu Soekarno jadi presiden, yang kekuasaanya tak tertandingi. Soeharto belajar dari sejarah dan tentu berguru dari Soekarno.

Sebagai ahli strategi, Soeharto memang cerdas. Dia tidak ajak NU dan Muhammadiah dalam barisan nasional. Tetapi dia bentuk aliansi Ulama dalam wadah MUI. Pada 7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975 berdirilah MUI. MUI ini di isi bukan hanya NU dan Muhammdiah tetapi juga oleh beberapa Ormas islam, seperti Syarikat Islam, Perti. Al Washliyah, Math’laul Anwar, GUPPI, PTDI, DMI dan Al Ittihadiyyah. Tapi agar MUI dalam kendali Soeharto, ia menempatkan Dinas Rohani Islam, Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan POLRI.

Praktis era Soehato , MUI hanya bersuara apa kata Soeharto. Sementara NU dan Muhammadiah dicuekin aja. Pernah sekali ketua MUI berseberangan dengan Pak Harto, langsung digeser. Itu terjadi pada Hamka. Selanjutnya MUI lebih banyak diam dan jadi imam sholat kenegaraan dan juru doa istana saja. Anggaran operasional MUI sepenuhnya berasal dari APBN. 

Era Reformasi tahun 2007, Gus Dur menganggap MUI sebagai penyebab munculnya fundamentalisme dan radikalisme. Ini karena pernyataan MUI soal ajaran agama yang harus dilindungi. Padahal dalam Pasal 29 UUD 1945l dimana negara melindungi semua agama. Artinya fatwa MUI harus dibela oleh umat, bukan negara. Itu sudah politis. Ahok adalah korban dari komitmen MUI itu. Kalau dibiarkan terus komitmen MUI itu, maka lambat laun  konsitusi NKRI akan tergerus oleh narasi agama. Ini sudah tidak sehat. 

“ Sudah sulit membubarkan MUI. Hampir tidak mungkin. Karena kini MUI bukan hanya berkumpulknya ulama, tetapi juga sudah jadi lembaga bisnis produksi fatwa, dan juga lembaga politik menjadi cantolan partai dan capres untuk mendapatkan suara. Lihat aja, ketua MUI bisa jadi wapres. 

Karena itu hampir semua ulama dari semua  ormas islam inginkan posisi strategis sebagai pengurus MUI. Itu lebih seksi dari anggota DPR. Liat aja. Ahmad Farid Okbah ( tersangka teroris ) bisa ketemu Jokowi minta agar dibatalkan RUU HIP.  Akhirnya batal juga RUU HIP itu. Termasuk RUU kesetaraan gender batal karena ulah MUI juga.“ Kata teman.

Menurut saya kalau memang MUI harus terus dipertahankan. Pengurusanya harus dapat sertifikasi dari pemerintah. Harus lolos TWK. Kalau engga, kita harus terima kenyataan bahwa MUI itu khilafah dalam bentuk lain dalam NKRI. Negara dalam negara.

By : EJB - DDB

Renungan Tentang Menerima Pemberian Uang

*Mantan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill bercerita: “ pada suatu hari saya naik taksi ke kantor BBC untuk sebuah wawancara. Ketika saya sampai di sana saya meminta supir taksi untuk menunggu 40 menit.                       Tetapi ia meminta maaf dan mengatakan bahwa ia tidak bisa menunggu karena ia ingin pulang untuk mendengarkan pidato Winston Churchill.* Saya sangat terpesona dan senang ada orang yang ingin mendengarkan pidato saya  !!! *Jadi saya berikan kepadanya 20 Pound Sterling,* jumlah yang sangat besar waktu itu, *tanpa saya menceritakan jati diri saya.*                           Ketika ia menerima uang itu, ia mengatakan : *Saya siap menunggu berjam-jam sampai anda kembali, Tuan. Persetan dengan Churchill !!! ”*
🤭🤭🤭

*Ternyata PRINSIP bisa berUBAH karena UANG, NASIONALISME bisa HILANG karena UANG, KELUARGA dapat PECAH karena UANG, orang DAPAT memBUNUH karena UANG, MUSUH bisa berUBAH jadi TEMAN, TEMAN bisa berUBAH jadi MUSUH, orang bisa diPERBUDAK OLEH DAN DEMI UANG* 🤦‍♂️🤑🤦‍♂️🤑🤦‍♂️🤑

Tuhan tidur? Pastinya tidak .

 

Tuhan tidur? Pastinya tidak .

Hampir 3 tahun, saya dipermainkan di Polda, bolak balik gak jelas, satu kasus di SP3 kan muncul kasus yang lain, bahkan status saya sekarang masih jadi tersangka .. 😕😕

Saya menangis, pastinya iya, walau bukan air mata yang menetes, tapi hati yang menangis apalagi waktu melihat anak kesayangan saya dibentak, digebrak meja bahkan dikata²i bego oleh penyidik, untuk pertanyaan² yang dia tidak mengerti ..

Dan Tuhan melihat tangisan itu, notaris yang menusuk saya dari belakang, yang menyembunyikan dokumen² penting yang saya punya, yang menyerahkan sertifikat ruko saya ke rentenir dan yang berkolaborasi dengan para pihak sehingga saya dan anak saya dijadikan tersangka di Polda, kemarin dijemput paksa oleh polisi dan sekarang ditahan ..

Notaris yang begitu licin seperti belut akhirnya ditangkap juga ..
Apa yang saya inginkan, yaitu melihat notaris ini berada dibalik penjara akhirnya nyata, tinggal saya membuat laporan dan notaris ini akan semakin lama ada dibalik jeruji besi ..

Loh yang kemarin ditangkap itu notaris yang terlibat kasus Nirina Zubir .. tepat sekali, notaris yang bermasalah dengan Nirina Zubir adalah notaris yang sama dengan notaris yang saya ceritakan diatas, notaris yang dulunya teman saya, akhirnya bisa menusuk saya dari belakang ..
Dan nama notaris ini adalah INA ROSAINA SH .. mau tahu mukanya ? itu fotonya yang disebelah saya, dia tersandung karena ulahnya sendiri ..

Terima kasih Tuhan .. 
walau kasus saya belum selesai tapi paling tidak ada sesuatu yang membuat saya lega dan saya yakin tangan Tuhan akan selalu menopang bahkan memeluk saya .. 🌹💖

Puji Tuhan .. 🙏🙏

Sumber : akun FB ginawati andriyani

Notaris nya yg wajah nya di lingkari ya

Perkataan Putri Raja Arab "Menampar" Keras Risik Shihab dan Ulama Radikal

 

Perkataan Putri Raja Arab "Menampar" Keras Risik Shihab 
dan Ulama Radikal




FULUS UNTUK BULUS BERJUBAH BISA BIKIN MULUS

gbr ilustrasi

 *FULUS UNTUK BULUS BERJUBAH BISA BIKIN MULUS*
👵👰👮👸👿👲👳😎
*JK Terkecoh? Sumbang Miliaran Ternyata Pesantren Radikal*
Seperti yang sudah kita ketahui, isu yang sedang hangat saat ini soal dugaan teroris dan turunannya, seperti kelompok ekstremis, fundamentalis, radikalis dan sejenis. Kemudian sampai akhirnya melebar ke lembaga yang terhubung dengan para terduga teroris salah satunya di Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Kemudian MUI lembaga yang dibentuk di masa Orba era rezim Soeharto untuk alat kelanggengan kekuasaannya saat itu, akhirnya mendapat kecaman dari sana sini. Bahkan ada yang menggaungkan pembubaran MUI. Bahkan alm. Gus Dur pernah mewacanakan.

Sampai akhirnya MUI Jakarta yang diketuai Munahar Muchtar bersikap dengan mewacanakan membentuk cyber army untuk bela Ulama-Anies dengan tujuan menangkal berita hoax tentang Ulama, memberitakan hal positif soal Anies dan lain sebagainya.

*Lantas publik pun bertanya apakah itu ada gandeng rentengnya dengan Dana Hibah dari pemerintah daerah DKI Jakarta untuk MUI Jakarta yang sebesar 10,6 miliar? Diketahui besarnya 5 kali lipat dibanding Dana Hibah yang didapat untuk PWNU maupun Muhammadiyah.*

*Sudah pasti masyarakat tahu, bila Dana Hibah itu duit mereka karena berasal dari APBD DKI Jakarta. Artinya MUI secara norma sudah bertindak dengan cara mengistimewakan Anies. Ini bisa menjadi perseden buruk. MUI seluruh Indonesia bisa menduplikasi cara MUI DKI Jakarta. Sebagai alat untuk menggebuk rakyat yang kritis pada kepala daerahnya. Kalau soal tangkal berita hoax yang dipermasalahkan MUI Jakarta itu hanya alasan pembenaran saja. Konon fulus memang bisa bikin mulus.*

Kok bisa duplikasi? Oke, sederhananya begini, MUI daerah akan memiliki bergaining kuat berdasar kejadian di DKI Jakarta. Lalu bicara pada kepala daerahnya sambil kerlingkan mata genit agar Dana Hibah proporsinya seperti MUI Jakarta maka mendapat fasilitas yang sama yaitu menjadi penjaga setianya. Begitu kira-kira.

Penulis sendiri ada beberapa rekan dan kolega yang berkecimpung di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan dengan benderanya tersebut dijadikan alat daya tawar dan sebagai profesi. Dan itu sudah menjadi rahasia umum.

Soal radikal dan teroris ini memang tak ada habisnya untuk dibahas di negeri kita. Selama kelompok Wahabi yang berhaluan ekstremis juga Salafi dengan haluan yang sama masih bebas bercokol dan tumbuh maka tak akan pernah usai kegaduhan kita. Seperti yang disampaikan oleh KH Said Agil Siradj Ketua Umum PBNU. Kata beliau, Wahabi dan Salafi itu pintu masuk teroris.

*Bahkan jauh sebelumnya mantan Presiden ke-4 Alm. KH Abudurrahman Wahid (Gus Dur) pada tahun 2007 pernah menyatakan dalam sebuah diskusi, kata beliau _"MUI itu penyebab munculnya fundamentalis dan radikalis."_*

*Bagi kelompok teroris tak ada kamus toleransi kepada sesama.           Bagi mereka apa itu Pancasila dan UUD 45? Apalagi Bhineka Tinggal Ika. Mereka hanya kenal hitam dan putih. Bagi yang tak sepaham dianggap musuh. Mudah sebut kafir, bid'ah dan lain sebagainya. Dan akhirnya koloni mereka disebut kaum fundamentalis.*

*Nah, disinyalir mereka sudah masuk di sendi-sendi dasar kehidupan masyarakat kita. Melalui yayasan, pondok pesantren, sumbangan, pengajian, komunitas, ormas dan lain sebagainya. Dan yang mengerikan adalah jika mereka sudah masuk melalui institusi baik aparat dan pemerintahan.*
*Seperti yang dijelaskan oleh mantan Ketua Badan Intelejen Negara (BIN) yang diakui dunia sebagai Professor filsafat intelejen pertama di dunia yaitu AM Hendropriyono, mereka masuk dengan memilih sosok atau figure yang bisa dijadikan boneka atau alat perjuangan.*

Artinya begini, kelompok mereka akan memilih figure yang secara umum disukai oleh masyarakat karena dipandang memiliki sisi nasionalisme akan tetapi sisi yang lain si figure bisa naik karena dukungan kelompok fundamentalis.

Maka jika figure ini bisa meraih jabatan maka ia akan cenderung mementingkan kelompok atau para penjaga yang telah mendukungnya tersebut. Seraya kelompok ini akan terus menyusun dan menguasai semua lini secara perlahan-lahan.

Nah, siapa kira-kira sosok yang mereka dukung di pemilihan presiden 2024? Di sanalah koloni ini akan berkumpul. Dan saya rasa untuk sosok atau figure pilihan mereka saat ini mudah ditebak. Mengkerucut ke satu nama yang terkuat dibandingkan sosok lainnya yaitu Anies Baswedan.

Selain didukung kelompok fundamentalis, Anies ini diketahui sangat dekat dengan Jusuf Kalla mantan Wapres SBY dan Jokowi. Dan sebetulnya tak hanya Anies ada satu lagi yang dekat dengan JK yaitu Ridwan Kamil, Gubernur Jabar. Tapi jika dibandingkan Anies memang Emil masih kalah soal kedekatan.

Jusuf Kalla memang sangat lihai memainkan perannya. Figure nasional yang terbilang sangat kuat memperoleh jaringan dari lintas partai, ormas, komunitas dan lain sebagainya. Tak hanya dalam negeri tapi juga di luar negeri. Jusuf Kalla dari Partai Golkar kemudian ia juga bisa berbaur dan masuk ke Nahdatul Ulama (NU) ormas keagamaan terbesar di Indonesia.

*Dan di sisi yang lain Jusuf Kalla juga bisa masuk ke kelompok-kelompok garis keras. Di kelompok ini JK diterima dengan sangat baik. Taliban di Afghanistan juga diketahui memiliki hubungan yang erat dengan JK.*

Saya rasa tak mudah bagi tokoh nasional lainnya saat ini yang dapat meniru cara JK. Pandai merangkul dan masuk ke semua lini.

Jadi jangan heran jika JK lebih menyukai Anies dan Emil jika dibandingkan dengan figure yang lainnya. Sebab keduanya tak terikat dengan aturan partai. Mereka berdua independen.

Selain di jalur politik, JK juga kuat di jaringan bisnis. Ia dikenal sebagai saudagar dari Bugis. Justru melalui jaringan bisnisnya yang menggurita inilah modal awal nyemplung di ranah politik.

*Maka tidak heran jika Gibran putra sulung Jokowi pernah berkata, _"Seorang pengusaha lebih mudah menjadi seorang politikus dari pada seorang politikus yang menjadi seorang pengusaha."_ Figure seperti Bapaknya sendiri dan Jusuf Kalla adalah bukti nyata yang sama-sama berangkat dari seorang pengusaha.*

*Sepak terjang JK memang menarik untuk dikulik. Meski ia berkali-kali lakukan kontroversi sejak era SBY. Di masa SBY bahkan mendapat julukan, _"The real President"_. Tapi saat menjadi wakil Jokowi julukan itu tak berlaku. Jokowi mungkin sudah belajar dari masa sebelumnya.*

*Meski JK telah memasuki usia lanjut 79 tahun, tapi manuver-manuvernya cukup membuat situasi politik nasional bisa dibuatnya hangat. Melalui kemampuan lobinya ia mampu mempengaruhi tokoh-tokoh politik sekelas Ketua Umum Partai. Anies adalah salah satu hasil produknya.*

*Nah, baru-baru ini ada kabar yang kurang sedap menimpa Jusuf Kalla seiring tertangkapnya terduga teroris Ahmad An Najah, Farid Okbah dan Anung Al Hamat oleh Densus 88. Ketiganya didakwa oleh Polri memberi kontribusi kepada kelompok teroris selama ini melalui jalan "Pendanaan" dan ketiganya terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara bila terbukti terlibat dalam pendanaan terorisme.*

*Adapun kabar yang menimpa Jusuf Kalla tersebut keluar dari mulut Ken Setiawan. Ken Setiawan adalah mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII) dan sekarang Ketua NII Crisis Center, mengatakan, Jusuf Kalla katanya pernah menyumbang hingga miliaran rupiah kepada salah satu pesantren yang terpapar paham radikalisme di salah satu wilayah di Indonesia.*

Hal itu dikemukakan Ken Setiawan dalam jaringan televisi channel Rumah Kebudayaan Nusantara (RKN) Media, Jakarta, Minggu, 21 Nopember 2021. *Dan berikut pernyataan Ken Setiawan.* Tapi sayangnya beritanya susah diakses. Berikut pernyataanya. Sumber.

*_“Banyak elit kita terkecoh atas kegiatan para pihak yang terpapar paham radikalisme dan terorisme, termasuk di antanya Jusuf Kalla. Karena setelah itu, diketahui pesantren dimaksud terbukti anti Pancasila, penyebar paham radikalisme. Kita semua diharapkan mesti bisa meningkatkan kewaspadaan tinggi,”_* ujar Ken Setiawan.

*Jika benar apa yang yang disampaikan oleh Ken Setiawan, apakah Jusuf Kalla bisa disebut sebagai bagian dari pendanaan teroris? Rasanya tidaklah demikian. Terlalu premature untuk menyimpulkan. Apalagi bahasa Ken Setiawan ada kata _"Terkecoh"._*

*Benar dan tidaknya tapi cukup menarik. Saya mencoba riset sosok ini. Ternyata Ken Setiawan memiliki latar belakang yang tidak main-main, mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII). Tentu sangat hapal betul jaringan mereka. Memang di sini Ken Setiawan tidak mengatakan nama pondok pesantren yang dimaksudkan. Akan tetapi penyebutan Jusuf Kalla pernah menyumbang miliaran rupiah ini sebuah tuduhan yang serius dan tak sembarangan.*

*Jika kita mencoba sedikit tengok kiprah dan perjalanan Jusuf Kalla selama ini, memang terdapat benang merah. Hanya sosok JK memang dekat dengan semua golongan.*

*Jusuf Kalla dekat kepada siapa saja termasuk kelompok-kelompok yang dipandang ekstremis oleh publik. Dan Jusuf Kalla juga yang memiliki peran besar menghantarkan Anies Baswedan menduduki kursi Balai Kota dari sang petahana Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok melalui proses Pilgub yang brutal dan ekstrim.*

*Peran Jusuf Kalla terhadap Anies memang banyak di belakang layar. Sedang yang di lapangan seperti yang masyarakat ketahui dibantu ormas-ormas, yang saat ini sudah masuk keranjang sampah negeri sebagai ormas terlarang yaitu Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI) dan juga ormas lainnya yang berafiliasi dengan mereka.*

*Kedekatan Anies Baswedan dengan salah satu terduga teroris yang telah ditangkap Densus 88 yaitu Farid Okbah juga tak bisa dibantah. Farid sendiri diduga terlibat sebagai tim sepuh atau Dewan Syuro JI. Farid diduga menduduki jabatan di yayasan amal milik Jamaah Islamiah, Lembaga Amal Zakat Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf.*

*Sementara itu Zain An Najah berperan sebagai Dewan Syuro kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI). Zain An Najah juga diduga merupakan Ketua Dewan Syariah Lembaga Amal Zakat Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA).*

*Jadi terduga teroris di atas sudah jelas memiliki dan mengelola lembaga amal atau dengan kata lain wadah untuk sumbang menyumbang bagi kepentingan mereka.*

*Jadi, timbul pertanyaan besar kita jika benar yang sampaikan mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII) Ken Setiawan, kira-kira disumbangkan kemana uang miliaran Jusuf Kalla tersebut? Apakah hanya sekedar kabar hoax saja?*

*Dan JK hanya dimanfaatkan dan terkecoh seperti yang Ken Setiawan sampaikan. Misteri. Semisteri beritanya di google.*

Bagaimana menurut Anda?

Demikian, salam

Anto Cahaya - Seword
RN
***
*MUI DKI Halalkan Buzzer? Ibarat Taliban Halalkan Opium!!*
Jaya Wijaya - Seword

*Kalau sudah berbicara kepentingan dan kekuasaan, maka yang haram sekalipun bisa menjadi halal. Dua contoh yang menggambarkan hal tersebut adalah bagaimana saat MUI DKI menghalalkan buzzer yang sebelumnya kegiatannya sudah dicap haram oleh MUI pusat. Satu contoh lain adalah soal Opium yang dihalalkan dan menjadi bisnis utama Taliban, padahal awalnya ini dianggap haram ketika kelompok Mujahid yang berkuasa.*

*Yang lebih aneh lagi, mereka-mereka yang kemarin-kemarin teriak soal buzzer karena kalah adu opini di media sosial, kini kalau tidak diam malah berbalik mendukung. Silakan teman-teman googling soal parpol menanggapi buzzer ketika beberapa bulan lalu, dan bandingkan dengan saat mereka menanggapi cyber kremi MUI DKI. Maka pembaca akan melihat banyak yang tidak konsisten.*

*Eits, jangan marah disamakan dengan Taliban ya. Karena menurut JK dan para kadrun pendukung Taliban, kan sekarang Taliban sudah damai dan moderat. Taliban juga dianggap sebagai pahlawan umat muslim mengalahkan kafir Amerika. Jadi sangat aneh kalau sampai marah disamakan dengan kelompok _"hebat"_ seperti Taliban.*

*Kalau para politisi sih tidak akan malu ya menjilat ludah sendiri, termasuk Anwar Abbas yang memang merupakan penerus Tengku Zulkarnain. Tapi bagaimana dengan mereka-mereka yang selalu mempromosikan diri sebagai orang netral, contohnya Sudjiwo Tedjo? Perasaan kemarin-kemarin cerewet amat komentar soal buzzer? Sampai hampir dikutip semua media pernyataannya di media sosial.*

*Kok sekarang suaranya tidak terdengar ya? Ada apa dengan Sudjiwo Tedjo, kok suaranya tidak sekeras kemarin-kemarin soal buzzer ya? Bagaimana bangsa kita mau dihargai, kalau orang yang merasa netral seperti si Tedjo ini saja ternyata tidak ada netral-netral nya sama sekali.*

*Kalau penulis sih sudah tahu kalau Sudjiwo Tedjo ini bukan orang netral, beliau berani bersumpah demi ibu loh untuk mendukung JK pada 2009. Bagaimana nasib mereka yang percaya kalau si Tedjo ini netral ya? Kasihan sekali hidup di bawah bayang-bayang kebohongan si Tedjo ini.*

*Penulis teringat ketika si Tedjo dengan gagahnya menasehati Budiman Sudjatmiko soal netralitas. Dengan lantang di Indonesia Lawyer Club Tedjo berkata:*

*Orang-orang yang di atas angin itu adalah orang yang netral seperti saya dan Haris Azhar. Mohon maaf Budiman Sudjatmiko anda belum netral.*

*Demikian kurang lebih ucapan si Tedjo. Penulis hanya ketawa-ketawa saja mendengar ucapan di Tedjo ini. Wajar kalau Budiman Sudjatmiko tidak netral, lah wong dia team pemenangan Jokowi. Lalu apakah si Tedjo netral? Alam pun membuka semua dusta, banyak kejadian yang membuktikan si Tedjo tidak netral.*

*Tapi karena kita lagi bahas Taliban dan MUI, kita bahas si Tedjo nanti saja ya. Yang penting paham dulu garis besarnya, kalau orang-orang yang kemarin teriak buzzer haram, sekarang kalau tidak jilat ludah mereka akan pura-pura ga tahu.*

*Kenapa penulis membandingkan dengan Taliban? Karena Taliban bagi sebagian orang dianggap pahlawan, dan kebetulan sama-sama melakukan tindakan seperti MUI DKI, yaitu membuat halal sesuatu yang sudah diharamkan. Jadi jangan marah ya, kan Taliban sekarang sudah damai dan moderat.* Hahahaha

*Sesuai sejarah, ketika Afghanistan dikuasai Uni Soviet, para Mujahid menjadikan Opium sebagai salah satu sumber pendanaan. Mereka menjual Opium ke seluruh pelosok Eropa dan menghasilkan dana yang sangat fantastis.*

*Lalu kemudian muncullah Taliban, kelompok yang katanya berisi para pelajar. Mereka mengharamkan Opium, lalu mulai mendapat banyak dukungan. Sementara kelompok Mujahid yang terkesan keras kepada para masyarakat terkait proses produksi Opium, mulai kehilangan banyak simpati masyarakat. Akhirnya beberapa wilayah yang dikuasai Mujahid, jatuh ke tangan Taliban.*

*Awalnya Taliban membakar ladang Opium karena menganggap Opium sebagai sesuatu yang haram. Namun, ternyata hal tersebut berdampak pada pendapatan rakyat dan negara Afghanistan yang memang sumber utamanya adalah Opium. Kondisi ekonomi Afghanistan menjadi tidak stabil dan Taliban mulai kehilangan banyak dukungan.*

*Akhirnya demi mempertahankan kekuasaan, Taliban menghalalkan Opium hingga hari ini. Bahkan perjuangan mereka melawan pemerintah Afghanistan yang dibantu pendanaan Amerika, menggunakan dana penjualan Opium yang nilainya sangat fantastis.*

*Ini seperti sejarah yang berulang, di Indonesia MUI DKI menghalalkan buzzer demi mempertahankan kekuasaan sebagai lembaga _"Tuhan"_ di masyarakat, yang tidak pernah salah dan selalu benar. Walaupun namanya diubah menjadi _"Cyber Army"_ atau kata Anwar Abbas _"Cyber Crime",_ buzzer tetaplah buzzer dan itu diharamkan sebelumnya oleh MUI.*

*Tapi kabar gembira untuk kita semua, khusus untuk MUI DKI dan Anies, buzzer kini halal hukumnya. Begitulah Kura-Kura.*

https://www.usip.org/sites/default/files/resources/taliban_opium_1.pdf
****
*Nah Lho!! Sekarang MUI Didesak Segera Tendang Anwar Abbas*
Populis, Jakarta -
*Sebuah video yang mengatasnamakan Pergerakan Kyai dan Muballigh Nusantara (PKMNu) berisi desakan kepada MUI untuk memecat Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas beredar di media sosial.*

*Video berdurasi lebih dari 2 menit itu berisi desakan kepada MUI untuk segera memecat Anwar Abbas dari jabatannya. Desakan itu didasari atas pernyataan Anwar Abbas yang menyatakan, _bila MUI dibubarkan, maka Republik Indonesia bisa saja dibubarkan juga._*

*Terkait hal itu, para kelompok masyarakat yang menamakan diri PKMNu itu menilai pernyataan Waketum MUI itu provokatif dan bisa memantik suburnya radikalisme dan separatisme yang mengarah pada upaya memecah belah bangsa.*

*_"Oleh karena itu kami dari PKMN menyatakan sikap sebagai berikut, pertama: meminta kepada MUI agar secepatnya melakukan pembenahan diri dengan memecat saudara H Anwar Abbas dari posisi dan kedudukannya sebagai Waketum MUI,"_* kata salah seorang dalam video itu, Jakarta, Rabu (24/11/2021).

Selain itu, pihaknya juga mendesak Polisi menangkap Anwar Abbas atas pernyataannya itu. Mereka kembali mengukuhkan alasan bahwa pernyataan Anwar Abbas potensial menyuburkan radikalisme dan separatisme.

*_"Meminta kepada aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian untuk segera menangkap dan memproses secara hukum saudara H Anwar Abbas,"_* katanya.

*Mereka juga mendukung Densus 88 yang telah membekuk tiga terduga teroris pada 16 November 2021. Langkah Densus 88 itu, kata mereka, tepat dan telah sesuai dengan standar operasional prosedur. Oleh karenanya, tak perlu dipersoalkan.*
*_"Kami mendukung sepenuhnya penangkapan terhadap tiga orang terduga teroris pada tanggal 16 November di Bekasi Jawa Barat. Bahwa penangkapan serta penggeledahan yang dilakukan Densus 88 terhadap terduga teroris tersebut telah sesuai SOP,"_* kata mereka.

*Pihaknya juga meminta MUI untuk steril dari orang ataupun kelompok yang berafiliasi dengan pihak-pihak yang hendak merusak NKRI sebagai sebuah negara yang berdaulat.*

*_"MUI sebagai mitra pemerintah dalam membina moral bangsa harus benar-benar steril dari orang per orang maupun kelompok yang berafiliasi/penyokong, pendukung serta pembela suatu gerakan yang akan merusak eksistensi NKRI sebagai suatu negara yang berdaulat,"_* ujarnya.
https://populis.id/read5274/nah-lho-sekarang-mui-didesak-segera-tendang-anwar-abbas                                     

*MENABUR ANGIN MENUAI BADAI PECAT DAN PERKARAKAN ANWAR ABBAS*
☝️☝️☝️🇲🇨
*Anwar Abbas: Baguslah Kalau Saya Dipecat Dari MUI*
WE Online, Jakarta -
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abas menyatakan, tak masalah bila dipecat dari kepengurusan MUI sesuai permintaan dan desakan dari kelompok Pergerakan Kiyai dan Mubaligh Nusantara (PKMN).

*_"Tidak masalah kalau dipecat,"_* katanya saat dihubungi, Kamis (25/11/2021).

Dia menegaskan, ada beban moril yang dipikul saat menjabat atau masuk dalam kepengurusan MUI. Karena itulah ia selalu menjaga dan melaksanakan tugas-tugas sebagai anggota ataupun pengurus MUI dengan sebaik-baiknya. Namun, desakan pemecatan dirinya yang datang dari PKMN, kata dia, justru akan membuat beban morilnya semakin ringan.

*_"Baguslah kalau saya dipecat sehingga beban moril saya semakin ringan,"_* katanya.

Pada Rabu (24/11/2021), sebuah video sekelompok pria mengatasnamakan Pergerakan Kiyai dan Mubaligh Nusantara (PKMN) mendesak kepada MUI memecat Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abas.

Desakan itu didasari atas pernyataan Anwar Abas yang mengatakan, bila MUI dibubarkan maka Republik Indonesia bisa saja dibubarkan juga. Terkait hal itu, para kelompok masyarakat yang menamakan diri PKMN itu menilai pernyataan Waketum MUI itu provokatif dan bisa memantik suburnya radikalisme dan separatisme yang mengarah pada upaya memecah belah bangsa.

*_"Oleh karena itu, kami dari PKMN menyatakan sikap sebagai berikut, pertama: meminta kepada MUI agar secepatnya melakukan pembenahan diri dengan memecat saudara H Anwar Abbas dari posisi dan kedudukannya sebagai Waketum MUI,"_* katanya dalam video itu.

Selain itu, pihaknya juga mendesak polisi menangkap Anwar Abas atas pernyataannya itu. Mereka kembali mengukuhkan alasan bahwa pernyataan Anwar Abas potensial menyuburkan radikalisme dan separatisme.

*_"Meminta kepada aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian untuk segera menangkap dan memproses secara hukum saudara H. Anwar Abas,"_* katanya.
https://wartaekonomi.co.id/read376651/anwar-abbas-baguslah-kalau-saya-dipecat-dari-mui     
                                                                         
 *Sindiran Telak Guntur Romli Untuk MUI DKI Soal Cyber Army Juga Bisa Bela Jokowi*
Xhardy - Seword

Setelah wacana pembentukan pasukan siber untuk bela ulama dan Anies terkuak, MUI DKI terus jadi bulan-bulanan publik. Sementara itu pula, MUI DKI terus berusaha ngeles, sibuk klarifikasi sana sini, bicara terus berubah-berubah sesuai kadar kritikan dari publik.

*Salah satunya adalah ketika Ketua MUI DKI Jakarta Munahar Muchtar mengatakan pembentukan pasukan siber bukan hanya untuk melindungi Anies dari berita hoaks dan fitnah, tapi juga siapa pun pemimpin yang hendak memajukan Jakarta.*

*_“Ketika ada orang-orang hanya mencari kesalahan Pak Anies, mencari yang jelek-jelek, apa salahnya beliau kerja yang bagus juga kita angkat. Dan itu bukan Pak Anies saja. Siapapun tokoh Jakarta, siapapun mereka yang mau berbuat untuk warga Jakarta dan kemajuan Jakarta ke depan,”_* kata Munahar

*Munahar menjelaskan, kabar pasukan siber hanya untuk melindungi Anies adalah dalam konteks dia sebagai Gubernur DKI Jakarta yang merupakan mitra kerja MUI DKI Jakarta. _"Itu cuma kebetulan kesebut namanya,”_* kata dia.

*Dia bilang MUI DKI Jakarta juga bakal membela Presiden Jokowi bila mendapat serangan fitnah. _"Boleh, tidak ada masalah. Artinya ketika itu adalah kebenaran, bicaralah kebenaran. Yang hak, kita bicara hak. Yang batil, itu batil,”_* katanya.

*Bagi banyak orang, alasan hanyalah upaya untuk ngeles karena sudah terdesak oleh blunder yang dibuat. Apalagi ada isu dana hibah dengan angka yang fantastis, masuk akal deh cocokloginya.*
*Aktivis NU Mohamad Guntur Romli ikut menyoroti polemik ini. Melalui akun Twitter-nya dia mengunggah pemberitaan media mengenai pernyataan MUI DKI bahwa selain membela ulama dan Anies, pasukan siber bisa juga membela Presiden Jokowi dari fitnah.*

*Dalam komentarnya, Guntur menyebut Presiden Jokowi tidak membutuhkan pembelaan dari buzzer MUI DKI.*  *_"Jokowi tidak butuh pembelaan dari buzzer-buzzer rendahan yang ngaku-ngaku ulama ini,"_*  katanya.

*_"Ulama kok jadi buzzer, ulama kok ngurus buzzer, ini majelis ulama apa munafik ulama?"_* sindirnya.

*Saya pribadi pun sangat heran, gimana ceritanya MUI DKI bisa mengurusi soal buzzer. Bukankah tugas meluruskan hoax sudah dilakukan pihak lain misalnya Kemenkominfo dan lainnya? Apa maksud MUI DKI memeriahkan isu ini kalau tidak ada niat berbau politik?*

*Tapi seaneh apa pun hal ini, tetap akan menjadi hal yang lumrah bagi kelompok sebelah. Apalagi kalau sudah dibumbui dengan agama, maka hal ini akan dianggap lumrah. Dengan berlindung di balik tameng agama dan jubah ulama, mereka seolah bisa melakukan apa pun dan tetap akan ada yang membela mati-matian. Sekonyol apa pun, segila apa pun wacananya, tetap akan ada yang membela.*

*Mantan Ketum MUI Din Syamsuddin, sekarang sudah bergabung di KAMI, siap turun ke lapangan jika ada pihak yang berani membubarkan MUI. Din mengatakan mereka bakal berhadapan umat Islam di Tanah Air.*

*_"Ketahuilah, kalau ada pihak, siapa pun mereka, yang berani membubarkan MUI, maka mereka akan berhadapan dengan umat Islam di seluruh Tanah Air. Sebagai yang pernah memegang amanah sebagai Ketua Umum MUI dan Ketua Dewan Pertimbangan MUI, saya siap turun lapangan,"_* kata Din.

*Din meminta agar desakan pembubaran MUI tak ditanggapi serius. Dia lantas berbicara mengenai kemungkinan gejala islamofobia. _"Desakan dari pihak tertentu untuk bubarkan MUI tidak perlu ditanggapi serius. Desakan itu boleh jadi asli, maka itu menunjukkan bahwa kelompok anti-Islam/islamofobia yang merasa mendapat dukungan rezim berkuasa (yang diam saja dan terkesan membiarkannya) mendapatkan momentum dengan penangkapan sejumlah ulama/mubalig,"_* kata Din.

*Inilah yang dimaksud dengan berlindung di balik tameng agama. Ketika terdesak, isu agama dijadikan perisai agar tidak disalahkan, bahkan dimanfaatkan untuk menyalahkan pihak lain.*

*Mereka manfaatkan agama untuk membenarkan tindakan kelompok sendiri, bahkan bisa menyerang balik para pengkritiknya. Contohnya soal dulu haram terkait buzzer, sekarang bisa berubah jadi halal dengan syarat dan ketentuan berlaku. Pokoknya, suka-suka mereka lah. Hari ini bilang A, besok bisa jadi B demi keuntungan kelompok sendiri. Lembaga sebesar MUI bisa sampai seperti itu, bukankah ini kacau dan gawat?*

*Bagaimana menurut Anda?*
https://news.detik.com/berita/d-5823261/din-syamsuddin-kalau-ada-yang-berani-bubarkan-mui-saya-turun-ke-lapangan
https://www.netralnews.com/mui-dki-bilang-cyber-army-bisa-juga-bela-jokowi-guntur-jokowi-tak-butuh-buzzer-rendahan-yang-ngaku-ngaku-ulama-9zlfrs
RN
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India